finnews.id – Menyanyi sering dianggap hanya sebagai hiburan atau kegiatan santai. Namun, banyak penelitian menunjukkan bahwa menyanyi bisa memberikan manfaat besar untuk kesehatan tubuh dan pikiran.
Kegiatan ini dapat dinikmati oleh siapa saja tanpa harus memiliki suara merdu, karena manfaatnya berasal dari proses bernapas, bergetarnya pita suara, dan respons otak yang muncul saat bernyanyi.
Manfaat Menyanyi untuk Kesehatan Mental
Saat seseorang bernyanyi, tubuh merespons dengan menurunkan kadar hormon stres seperti kortisol. Pada saat yang sama, hormon endorfin dan dopamin cenderung meningkat.
Kedua hormon ini berperan dalam perasaan senang, nyaman, dan lega. Maka dari itu, suasana hati seseorang biasanya membaik setelah bernyanyi.
Bernyanyi juga bisa menjadi bentuk ekspresi emosi. Banyak orang merasa lebih mudah mengungkapkan perasaan lewat lagu dibandingkan kata biasa.
Musik dan lirik dapat membantu seseorang memproses kesedihan, kegembiraan, kekecewaan, atau kerinduan. Efek ini membuat bernyanyi sering dijadikan terapi dalam kesehatan mental.
Manfaat untuk Kesehatan Fisik
Saat bernyanyi, tubuh bernapas lebih panjang dan teratur. Pola napas ini membantu paru paru bekerja lebih optimal.
Selain itu, pernapasan diafragma yang terjadi saat bernyanyi dapat membantu melatih otot pernapasan dan meningkatkan kapasitas paru paru.
Beberapa studi menunjukkan bahwa bernyanyi mampu meningkatkan imunoglobulin A. Antibodi ini penting dalam sistem kekebalan tubuh.
Karena itu, menyanyi secara rutin bisa mendukung daya tahan tubuh agar lebih kuat dalam melawan infeksi.
Manfaat Sosial dari Bernyanyi
Bernyanyi bersama orang lain dapat menciptakan rasa kebersamaan. Ketika seseorang menjadi bagian dari kelompok paduan suara atau komunitas musik, muncul rasa saling terhubung dan diterima.
Efek sosial ini bisa mengurangi rasa kesepian dan membantu meningkatkan rasa percaya diri.
Selain itu, bernyanyi dalam kelompok membuat seseorang merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar. Aktivitas ini memberikan ruang interaksi, kerja sama, dan komunikasi nonverbal.