finnews.id – Negosiasi damai Ukraina-Rusia muncul sebagai isu yang kembali memanas dalam beberapa hari terakhir. Ukraina akhirnya memberi sinyal mendukung inti rencana Amerika Serikat untuk menghentikan perang, setelah revisi pada proposal awal. Di saat yang sama, Presiden AS Donald Trump menyebut ada kemajuan dan ia segera mengirim utusan khusus ke Moskow untuk melanjutkan pembahasan dengan Presiden Vladimir Putin. Oleh karena itu, banyak pihak menilai bahwa momen ini berpotensi menjadi titik balik dalam upaya mengakhiri konflik yang berjalan lebih dari dua tahun.
Sikap Ukraina Mulai Mengarah ke Kompromi
Proposal AS awalnya terlalu terkesan berat sebelah, sehingga negosiasi damai Ukraina-Rusia sempat dipandang sebagai tekanan sepihak terhadap Kyiv. Namun situasi berubah setelah revisi. Presiden Volodymyr Zelenskyy menyampaikan bahwa Ukraina siap bergerak maju dengan kerangka baru tersebut. Ia juga menegaskan bahwa masih ada beberapa poin sensitif yang harus mereka kaji, tetapi arah pembicaraan kini lebih realistis bagi Ukraina.
Selain itu, seorang pejabat Ukraina memberi pernyataan bahwa Ukraina mendukung inti dokumen modifikasi tersebut, dan langkah ini dianggap menunjukkan perubahan sikap dari keberatan menjadi penerimaan terbatas. Andriy Yermak, kepala staf Zelenskyy yang memimpin negosiasi di Jenewa, juga mengatakan bahwa jaminan keamanan yang diusulkan tampak lebih solid.
Respons Rusia Masih Berjarak
Walaupun perkembangan baru terjadi, negosiasi damai Ukraina-Rusia belum membuat Rusia bergerak cepat. Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov menegaskan bahwa Moskow belum menerima versi final yang telah direvisi. Ia menyampaikan peringatan bahwa isi kesepakatan harus sesuai semangat yang sebelumnya disetujui pada pertemuan Trump dan Putin di Alaska.
Tambahan lagi, laporan yang muncul dari Moskow menyebut bahwa Rusia tidak puas dengan beberapa perubahan penting. Bagian yang dihapus meliputi pembatasan ukuran militer Ukraina, larangan menjadi anggota NATO, dan kewajiban menarik mundur pasukan dari wilayah Donbas.