Di tengah hiruk-pikuk Bandar Lampung, ada sebuah kampung yang tidak hanya dikenal sebagai pemukiman biasa, tetapi juga sebagai pusat kreativitas dan seni. Kampung Ulok Gading, yang dulunya hanya dikenal sebagai kampung sederhana, kini menjadi kanvas hidup bagi para seniman muda yang ingin mengekspresikan diri dan membagikan cerita nyata dari kehidupan warga.
————————————————————-
Melangkah masuk ke Kampung Ulok Gading, mata akan langsung dimanjakan dengan mural-mural warna-warni yang menghiasi hampir setiap dinding. Ada mural yang menceritakan kehidupan nelayan, aktivitas pedagang kaki lima, hingga kisah persahabatan dan cinta lokal.
Setiap gambar bukan sekadar dekorasi, tapi narasi visual yang memotret kehidupan nyata warga kampung.
Raka, salah satu seniman muda yang aktif di kampung ini, menjelaskan bagaimana cerita tentang kehidupan di kampung Ulok Gading.
“Mural bukan hanya tentang gambar. Setiap goresan kuas adalah cerita, identitas, dan harapan kami. Ini cara kami mengekspresikan diri tanpa kata-kata.”
Mural-mural ini seakan menjadi jendela yang mengajak orang luar melihat kehidupan kampung, dari suka hingga duka yang dialami warga.
Proses Kreatif yang Penuh Semangat
Kreativitas di Kampung Ulok Gading tidak berhenti di hasil akhir mural. Setiap karya dilahirkan melalui proses kolaboratif yang intens.
Seniman muda di sini mulai dengan sketsa awal, berdiskusi dengan warga setempat untuk memastikan cerita mural sesuai realita, hingga proses pengecatan yang terkadang berlangsung berhari-hari.
Lila, seniman perempuan yang sering membuat mural bertema lingkungan dan budaya, menceritakan bahwa banyak yang menyukai karya mural tersebut.
“Kami sering bekerja sepanjang hari. Tapi saat melihat anak-anak atau warga tersenyum karena muralnya selesai, semua lelah terbayar.”
Proses ini bukan hanya soal seni, tapi juga pembelajaran komunitas, di mana anak muda belajar kerja tim, mendengarkan cerita warga, dan menghargai budaya lokal.
Cerita di Balik Setiap Mural
Setiap mural memiliki kisahnya sendiri. Ada mural yang menggambarkan perahu nelayan berlayar di laut, terinspirasi dari kisah kakek salah satu seniman yang bekerja di pelabuhan.