finnews.id – Korea Selatan (Korsel) berharap dapat meluncurkan kapal selam bertenaga nuklir pertamanya pada akhir 2030. Hal itu diungkapkan pejabat senior Kementerian Pertahanan Korsel, Won Chong-dae, Selasa, 4 November 2025.
Pernyataan ini dikeluarkan Chong-dae, setelah Korsel mengumumkan bahwa Amerika Serikat (AS) dan Korsel mencapai kesepakatan luas yang mencakup investasi dan pembuatan kapal.
Sebelumnya, Presiden AS, Donald Trump pada pekan lalu mengatakan, ia telah memberikan lampu hijau kepada Korsel soal kapal selam nuklir.
Selama ini, eknologi kapal selam nuklir AS dianggap sebagai salah satu rahasia militer yang paling sensitif dan dijaga ketat.
Trump, yang berada di Korsel untuk menghadiri pertemuan puncak regional, mengatakan di Truth Social, bahwa Seoul akan memproduksi kapal selam bertenaga nuklirnya di “Galangan Kapal Philadelphia, tepat di sini, di Amerika Serikat yang baik”.
Tidak seperti kapal selam bertenaga diesel, yang harus muncul ke permukaan secara teratur untuk mengisi ulang baterainya, kapal selam bertenaga nuklir dapat tetap terendam untuk jangka waktu yang jauh lebih lama.
Seoul belum mengomentari pernyataan Trump yang mengisyaratkan kapal selam tersebut akan dibangun di tanah AS.
Namun, Chong-dae mengatakan, bahwa “membangun kapal selam bertenaga nuklir dengan teknologi kami sendiri memungkinkan”.
“Jika kami mengamankan bahan bakar kapal selam melalui konsultasi dengan Amerika Serikat dan memasuki fase konstruksi pada akhir 2020-an, kami berharap dapat meluncurkan kapal utama pada pertengahan hingga akhir 2030-an,” ujar Won dalam rapat kabinet.
“Korea Selatan sudah memiliki kemampuan desain dan konstruksi kelas dunia untuk kapal selam konvensional,” ujarnya.
Pernyataannya muncul setelah seorang ajudan presiden Korea Selatan mengatakan Seoul telah meminta “otorisasi untuk bahan baku” dari Washington dan menerima persetujuan.
Korsel Kelola Galangan Kapal di Philadelphia
Galangan kapal Philadelphia yang disebutkan oleh Trump telah dikelola oleh Hanwha Ocean Korea Selatan sejak tahun lalu.