finnews.id – Polemik sanksi F1 kembali mengguncang dunia balap setelah Grand Prix Meksiko menghadirkan drama besar di lap pertama. Insiden di Tikungan 1 memicu perdebatan hangat karena melibatkan Max Verstappen, Charles Leclerc, Lando Norris, dan Lewis Hamilton. Banyak pihak menilai steward gagal menegakkan aturan dengan tegas. Para pembalap pun memanfaatkan celah untuk mempertahankan posisi tanpa kehilangan waktu berarti. Kontroversi ini menyoroti kembali masalah konsistensi hukum balapan di Formula 1 yang belum terselesaikan.
Empat Pembalap Berebut Tikungan
Balapan dimulai dengan ketegangan tinggi. Verstappen meluncur cepat dari posisi ketiga, mencoba menyalip lewat sisi luar, sementara Leclerc dan Hamilton bertarung di sisi dalam. Dalam situasi itu, kedua pembalap Ferrari dan Red Bull sama-sama memotong jalur menuju Turn 2, lalu kembali ke lintasan dengan posisi lebih menguntungkan. Leclerc memang memberikan posisi kembali kepada Norris, tetapi ia tetap menahan Hamilton di belakangnya.
Aksi tersebut langsung memicu kemarahan sejumlah pembalap. George Russell, yang tetap berada di jalur bersama Norris dan Hamilton, menuding gaya itu sebagai “lawnmower racing”. Ia menyindir bahwa beberapa pembalap tampak lebih suka melintasi rumput ketimbang menjaga mobil di lintasan. Meski begitu, steward tidak menjatuhkan sanksi untuk Leclerc maupun Verstappen. Justru Hamilton yang menerima penalti 10 detik karena keluar lintasan di Tikungan 4 saat duel dengan Verstappen.
Brundle dan Villeneuve Beri Penilaian Tajam
Dua tokoh besar, Martin Brundle dan Jacques Villeneuve, langsung memberikan pandangan berbeda soal insiden ini. Villeneuve menilai Verstappen bertindak benar karena telah mengembalikan posisi kepada Hamilton. Namun, ia berpendapat Leclerc layak mendapat sanksi karena datang dari belakang tanpa berupaya menempuh jalur tikungan yang benar.
Brundle tidak sependapat. Ia melihat baik Verstappen maupun Leclerc sama-sama melanggar semangat kompetisi. Menurutnya, Verstappen mempercepat mobil di area rumput tanpa niat mengikuti arah tikungan. Brundle menilai tindakan itu melanggar prinsip fair play meskipun menunjukkan kemampuan mengontrol mobil yang luar biasa. Ia menegaskan bahwa keahlian tidak boleh menjadi alasan untuk mengabaikan aturan.
Polemik sanksi F1 kian panas setelah Villeneuve menegaskan kelemahan utama ada pada aturan FIA. Menurutnya, steward kesulitan menilai niat pembalap karena regulasi tidak menjelaskan aspek itu dengan detail. Akibatnya, keputusan sering bergantung pada hasil akhir, bukan konteks kejadian. Ia menilai kondisi ini mendorong pembalap mengambil risiko besar, terutama di lap pembuka ketika peluang menyalip terbuka lebar.