finnews.id – Menjelang pergantian tahun ke 2026, kondisi harga pangan di Indonesia menunjukkan tren yang bervariasi antara komoditas pokok dan sumber protein. Berikut adalah ringkasan situasi terkini berdasarkan pantauan per 31 Desember 2025:
Harga pangan nasional menunjukkan tren melandai di hari terakhir tahun 2025. Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), mayoritas komoditas strategis tercatat mengalami penurunan pada akhir tahun Rabu, 31 Desember 2025, meski sebagian protein hewani masih bergerak naik.
Di kelompok beras, harga beras SPHP tercatat berada di level Rp 12.418 per kilogram atau turun Rp 34 setara 0,27 persen. Sementara itu, harga beras premium turun Rp 60 atau 0,39 persen menjadi Rp 15.473 per kilogram, dan beras medium melemah Rp 98 atau 0,72 persen ke posisi Rp 13.433 per kilogram.
Penurunan juga terjadi pada komoditas jagung untuk peternak. Harga jagung tercatat Rp 6.840 per kilogram setelah turun Rp 100 atau 1,44 persen. Kondisi ini memberi sinyal positif bagi sektor peternakan, khususnya pada biaya pakan ternak di tengah fluktuasi harga protein hewani.
Harga kedelai biji kering impor turut terkoreksi. Komoditas ini berada di level Rp 10.755 per kilogram atau turun Rp 62 setara 0,57 persen. Penurunan harga kedelai menjadi perhatian pelaku industri olahan seperti tempe dan tahu.
Koreksi paling dalam terjadi pada bawang merah. Harga bawang merah turun Rp 2.457 atau 5,29 persen menjadi Rp 43.990 per kilogram. Penurunan ini menjadi salah satu yang terdalam di antara komoditas pangan strategis nasional.
Tren penurunan juga terlihat pada kelompok cabai. Cabai merah besar tercatat turun Rp 1.702 atau 3,83 persen ke level Rp 42.760 per kilogram.
Cabai rawit merah melemah Rp 681 atau 1,06 persen menjadi Rp 63.282 per kilogram, sedangkan cabai merah keriting turun Rp 225 atau 0,47 persen ke harga Rp 47.979 per kilogram.
Untuk golongan minyak goreng, harga minyak goreng kemasan berada di level Rp 20.560 per liter setelah turun Rp 374 atau 1,79 persen. Minyak goreng curah tercatat Rp17.529 per liter atau turun Rp 201 setara 1,13 persen. MinyaKita juga turun Rp 190 atau 1,08 persen menjadi Rp 17.433 per liter.