finnews.id – Jelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai modus penipuan perbankan. Lonjakan transaksi keuangan dan tingginya penggunaan layanan digital pada periode akhir tahun kerap dimanfaatkan pelaku kejahatan untuk melancarkan aksi penipuan.
Bank palt merah BRI mencatat, tingginya mobilitas masyarakat serta aktivitas transaksi digital berpotensi membuka celah terjadinya kejahatan perbankan jika tidak diimbangi dengan kehati-hatian nasabah.
Direktur IT BRI Saladin D. Effendi mengungkapkan, terdapat sejumlah modus penipuan yang sering muncul menjelang akhir tahun. Di antaranya penawaran hadiah palsu, promo fiktif, permintaan pembayaran pajak, hingga pengiriman tautan mencurigakan yang menyerupai situs resmi perbankan.
“Nasabah juga kami imbau untuk berhati-hati saat menggunakan jaringan publik atau koneksi WiFi di tempat umum karena berisiko disalahgunakan,” ujar Saladin dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (23/12).
Saladin menegaskan, langkah paling penting dalam mencegah penipuan adalah menjaga kerahasiaan data perbankan. BRI memastikan tidak pernah meminta informasi sensitif seperti PIN, password, one time password (OTP), maupun kode verifikasi melalui telepon, pesan singkat, email, atau media sosial.
“Jika ada pihak yang mengatasnamakan BRI dan meminta data rahasia, dapat dipastikan itu penipuan. Jangan ditanggapi dan segera lakukan konfirmasi melalui kanal resmi BRI,” tegasnya.
Nasabah juga disarankan hanya bertransaksi melalui saluran resmi, seperti aplikasi BRImo yang diunduh dari platform resmi, serta menggunakan ATM, CRM, dan AgenBRILink terpercaya. Penggunaan jaringan internet publik saat bertransaksi digital sebaiknya dihindari guna meminimalkan risiko kebocoran data.
Selain itu, BRI mengingatkan pentingnya memantau transaksi secara rutin. Dengan mengaktifkan notifikasi transaksi dan mengecek mutasi rekening secara berkala, nasabah dapat lebih cepat mendeteksi transaksi mencurigakan atau tidak dikenal.
Di sisi lain, BRI memastikan kesiapan infrastruktur layanan perbankan selama periode Nataru. Saat ini, BRI mengoperasikan lebih dari 19.600 unit ATM dan CRM, didukung sekitar 1,19 juta AgenBRILink, lebih dari 284 ribu mesin EDC merchant, jutaan akseptasi QRIS, serta kartu uang elektronik BRIZZI yang tersebar di seluruh Indonesia.
Saladin menyebut, selain memastikan keandalan layanan dengan target tingkat keberhasilan transaksi hingga 99,9 persen, BRI juga menempatkan keamanan transaksi sebagai prioritas utama.
“Transaksi perbankan biasanya meningkat signifikan saat Nataru. Karena itu, kami tidak hanya memastikan kesiapan sistem IT, tetapi juga terus mengedukasi nasabah agar waspada terhadap berbagai jenis penipuan,” ujarnya.
Sebagai bentuk komitmen menjaga kepercayaan nasabah, BRI turut memperkuat layanan pengaduan dan penanganan keluhan selama periode libur akhir tahun. Penguatan tim dilakukan agar setiap laporan dapat ditangani secara cepat, tepat, dan sesuai standar layanan yang berlaku.
Dengan dukungan infrastruktur yang andal, sistem keamanan yang diperkuat, serta peran aktif nasabah dalam menjaga data pribadi, BRI optimistis layanan perbankan tetap aman dan nyaman selama libur Natal dan Tahun Baru.