finnews.id – Iran menegaskan bahwa program rudal mereka bersifat defensif dan dirancang untuk mencegah serangan. Iran juga menyatakan, bahwa keberadaan persenjataannya tidak dapat diperdebatkan.
“Program rudal Iran dikembangkan untuk mempertahankan wilayah Iran, bukan untuk negosiasi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei pada konferensi pers mingguan, Senin, 22 Desember 2025.
“Oleh karena itu, kemampuan pertahanan Iran, yang dirancang untuk mencegah agresor dari pemikiran apa pun untuk menyerang Iran, bukanlah masalah yang dapat dibicarakan,” lanjutnya.
Kemampuan balistik Iran menempatkan Israel dalam jangkauan serangan, dan setelah serangan Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya yang memicu perang pada bulan Juni.
Teheran menanggapi dengan gelombang rudal dan drone yang diluncurkan ke kota-kota Israel.
Israel Khawatir Iran Perluas Produksi Rudal
Menurut stasiun televisi AS NBC, Israel semakin khawatir bahwa Iran berupaya membangun kembali dan memperluas produksi rudalnya setelah perang, dan mungkin akan menyerangnya lagi untuk membatasi upaya tersebut.
Selama kunjungan yang direncanakan ke AS akhir bulan ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu “diperkirakan akan menyampaikan kepada (Presiden Donald) Trump pilihan bagi AS untuk bergabung atau membantu dalam operasi militer baru apa pun,” lapor NBC, mengutip sumber anonim yang memiliki pengetahuan langsung tentang rencana tersebut dan mantan pejabat AS yang diberi pengarahan tentang hal itu.
Selama perang baru-baru ini, Israel menyerang situs militer, fasilitas nuklir, dan daerah pemukiman, menewaskan lebih dari 1.000 orang.
Israel melaporkan lebih dari 50 serangan rudal Iran di wilayahnya yang menewaskan 28 orang.
AS sempat bergabung dengan sekutunya dalam menyerang fasilitas nuklir Iran sebelum menyatakan gencatan senjata.
Iran pernah memperoleh sebagian besar persenjataannya dari Amerika Serikat, tetapi setelah putusnya hubungan diplomatik setelah Revolusi Islam 1979, Iran harus mengembangkan industri senjata domestiknya sendiri.