finnews.id – Sebanyak 70 unit hunian sementara (huntara) bagi para korban banjir bandang di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, mulai dibangun. Pembangunan huntara di daerah tersebut tersebar di tiga lokasi.
Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari di Banda Aceh, Sabtu, 20 Desember 2025.
“Pembangunan dimulai dengan pembersihan lahan. Pembangunan dikerjakan TNI dan bahan bakunya sedang dalam perjalanan. Pengerjaan bangunan mulai beberapa hari mendatang,” katanya.
Ia menjelaskan, huntara tersebut dibangun di lahan 1,66 hektare. Ke-70 unit huntara tersebut diperuntukkan untuk 350 keluarga korban banjir bandang.
Menurutnya, dari tiga titik huntara tersebut, dua titik dibangun di Desa Meunasah Bie, Kecamatan Meurah Dua. Masing-masing titik dibangun 17 unit huntara untuk 85 keluarga dengan luas lahan mencapai 3.500 meter persegi.
“Sedangkan satu titik lagi di Desa Manyang Lancok, Kecamatan Meureudu, dibangun 36 unit huntara untuk 180 keluarga dengan luas lahan mencapai 9.500 meter persegi,” kata Abdul Muhari.
Lahan yang Digunakan Menggunakan Tanah Desa
Abdul mengatakan, huntara di Kabupaten Pidie sebanyak 12 unit juga sudah mulai dikerjakan. Lahan huntara yang dibangun menggunakan tanah desa di Gampong Blang Pandak, Kecamatan Tangse.
“Pembiayaan pembangunan huntara tersebut menggunakan belanja tidak terduga atau BTT Pemerintah Kabupaten Pidie,” kayanya.
Ditambahkannya, di Kabupaten Bener Meriah, pembangunan huntara diusulkan di lima titik yang tersebar di lima kecamatan dengan luas lahan mencapai 8,4 hektare. Rencana pembangunan masih dalam pengkajian lahan terkait mitigasi bencana dan kepemilikan lahan.
“Begitu juga di kabupaten kota terdampak bencana lainnya di Aceh, seperti Kabupaten Gayo Lues, mengusulkan lahan untuk huntara seluas lima hektare di 13 titik, Kabupaten Aceh Tengah juga 13 titik, dan Kabupaten Aceh Tamiang satu titik,” kata Abdul Muhari.