Home Politik TAKDIR POLITIK PRABOWO: Mengapa 08 Ditakdirkan Jadi Presiden RI ke-8? Jawabannya Ada di Buku Ini
Politik

TAKDIR POLITIK PRABOWO: Mengapa 08 Ditakdirkan Jadi Presiden RI ke-8? Jawabannya Ada di Buku Ini

Bagikan
TAKDIR POLITIK PRABOWO: Mengapa 08 Ditakdirkan Jadi Presiden RI ke-8
TAKDIR POLITIK PRABOWO: Mengapa 08 Ditakdirkan Jadi Presiden RI ke-8
Bagikan

Dalam narasi yang mengalir, penulis menggambarkan politik sebagai ladang pengabdian. Bukan perebutan kekuasaan belaka.

“Seorang negarawan bertanya apa yang dapat ia berikan. Bukan apa yang dapat ia ambil,” seperti dikutip dari halaman 26 buku tersebut.

Prabowo Bukan Hasil Polesan Media 

Buku ini mematahkan stereotip lama tentang Prabowo. Ia bukan tokoh lahir dari pencitraan. Melainkan ditempa kritik, ujian publik dan perjalanan pahit yang panjang. Penulis memotret sisi batin Prabowo yang jarang diketahui publik:

  • sabar menanti takdir
  • ikhlas menerima kritikan
  • memandang kekuasaan sebagai pengabdian moral

Di sinilah pembaca memahami dimensi Prabowo sebagai negarawan spiritualis. Perjuangannya dilandasi kecintaan pada Indonesia. Bukan ambisi pribadi.

Penulis menggambarkan Prabowo sebagai sosok yang menawarkan “politik nilai” sebagai antitesis dari “politik elektoral murni.”

Prabowo, dalam buku ini, memilih untuk menyelaraskan nilai-nilai budaya Nusantara dengan sistem demokrasi, yang disebut sebagai “politik adiluhung.”

“Politik adiluhung menempatkan etika sebagai prinsip utama,” tulis penulis.

Buku ini mengisahkan transformasi Prabowo dari seorang tentara ke arena politik yang keras. Dari jenderal militer yang sempat terpinggirkan. Kerkali-kali gagal dalam pemilihan presiden. Hingga akhirnya ditakdirkan menjadi pemimpin tertinggi bangsa.

Dalam tangan Prabowo, politik bukan sekadar arena perebutan kekuasaan. Melainkan ruang pengabdian total kepada bangsa.

Semangat “apa yang bisa saya beri”, bukan “apa yang bisa saya dapat”, menjadi benang merah dari setiap langkah Prabowo.

Salah satu kekuatan buku ini adalah keberhasilannya membongkar mitos tentang figur Prabowo.

Ia bukan tokoh hasil polesan media. Melainkan figur yang tumbuh dari kerasnya kehidupan, tajamnya kritik, dan kerasnya jatuh-bangun dalam medan demokrasi.

Buku ini juga menyiratkan sisi batiniah Prabowo yang jarang terungkap di publik: keikhlasan dalam menerima takdir, kesabaran dalam menghadapi cobaan, dan keteguhan dalam mempertahankan prinsip.

Demokrasi Santun, Bukan Bising

Prabowo mengkritisi demokrasi liberal yang hanya penuh noise. Bukan voice. Baginya, demokrasi Indonesia harus tumbuh dari akar budaya bangsa. Musyawarah, gotong royong, dan kesantunan politik.

Bagikan
Artikel Terkait
Da'i Bachtiar sebut Keterlibatan DPR Timbulkan Beban Bagi Kapolri Terpilih & Potensi Balas Jasa Politik
Politik

Da’i Bachtiar: Keterlibatan DPR Timbulkan Beban Bagi Kapolri Terpilih & Potensi Balas Jasa Politik

Finnews.id – Mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Da’i Bachtiar menegaskan mekanisme pemilihan...

Patungan Beli Hutan
Politik

Legislator Sebut Gerakan Patungan Beli Hutan Pandawara Jadi Tamparan Keras bagi Pemerintah

Daniel Johan berharap, di masa mendatang, kebijakan yang diambil oleh pemerintah harus...

Hasto PDIP
Politik

Takut Tak Tahan Godaan: Hasto Kristiyanto Ungkap Alasan Tolak Dua Kali Tawaran Jabatan Menteri

“Kalau partai mampu melakukan suatu pembenahan-benahan sistemik, PDI Perjuangan mampu melakukan pembenahan-benahan...

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Arya Bima
Politik

Tanggapi Gugatan UU MD3 di MK, Aria Bima: Rakyat Bisa Pecat Anggota DPR, Tiap 5 Tahun

Latar Belakang Gugatan Mahasiswa ke MK Gugatan terhadap UU MD3 diajukan oleh...