Sedangkan dalam jangka panjang harus ada rekonstruksi dengan prinsip mitigasi. Rizal mencontohkan sejumlah solusi, seperti penguatan infrastruktur, perbaikan tata ruang, dan penataan ulang praktik pemanfaatan lahan di hulu agar risiko bencana tak menjadi siklus yang menggerus ekonomi setiap tahun.
Di luar bantuan kemanusiaan, Presiden Prabowo diminta memberikan skema stimulus untuk masyarakat terdampak bencana. Ia menegaskan langkah ini diperlukan demi menjaga keberlanjutan ekonomi, salah satunya dengan bantuan uang melalui skema transfer demi menahan penurunan konsumsi.
“Padat karya menjadi jembatan bagi pemulihan pendapatan, UMKM harus mendapat ruang bernapas melalui relaksasi kredit dan penundaan kewajiban. Sementara, sektor pertanian memerlukan subsidi input agar petani bisa kembali menanam tanpa menanggung beban awal yang berat. Dengan intervensi yang tepat dan cepat, potensi guncangan ekonomi dapat diredam dan proses pemulihan berjalan lebih terarah,” tandasnya.
Ekonom Bright Institute Muhammad Andri Perdana membedah dampak dari kerugian bencana yang diklaim sedikitnya Rp60 triliun terhadap laju ekonomi Indonesia. Secara kasar, ia mengatakan setidaknya 1 persen dari angka Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (PDB ADHB) akan tergerus.
Dengan kata lain, Andri menyebut bencana tersebut berpotensi menghapus sekurang-kurangnya 0,6 persen dari angka pertumbuhan ekonomi riil di kuartal IV 2025.
Ia lalu mengingatkan kelemahan dari perhitungan pertumbuhan ekonomi dengan acuan PDB. Hal tersebut pada akhirnya tidak bisa mendiskon hasil produksi terdahulu yang sekarang sudah hancur, termasuk karena bencana.
Andri mencontohkan soal bangunan atau hasil produksi yang dulu dibangun serta dihitung sebagai pertumbuhan ekonomi. Ketika hal itu hancur karena bencana, justru tidak berarti akan dihilangkan dari perhitungan pertumbuhan ekonomi di periode berikutnya.
“Angka pertumbuhan ekonomi bisa saja akan terlihat masih aman, walaupun dampak sesungguhnya jauh lebih besar. Dan dampak dari produksi yang lumpuh setelah bencana menjadi dampak jangka panjang yang akan sulit pulih tanpa segera diberikan bantuan yang intensif,” ucap Andri.