Hubungan dengan Perubahan Iklim
Para ahli meteorologi menekankan bahwa bencana ini tidak lepas dari perubahan iklim akibat aktivitas manusia. Pemanasan laut menyediakan energi tambahan bagi badai tropis, sehingga meskipun jumlah siklon global tidak meningkat secara signifikan, intensitas dan curah hujan ekstrem menjadi lebih tinggi. Fenomena ini membuat wilayah yang biasanya jarang dilanda badai, seperti dekat ekuator, kini mengalami siklon langka yang lebih kuat.
Menurut Dr. Andri Ramdhani dari Badan Meteorologi Indonesia, kondisi geografis Indonesia biasanya membuat negara ini kurang rentan terhadap siklon tropis, namun belakangan frekuensi terbentuknya badai semakin meningkat. Kondisi serupa terlihat di Asia Tenggara lainnya, di mana kombinasi monsun dan siklon tropis memperparah risiko banjir dan tanah longsor.
Upaya Pemulihan dan Bantuan
Respons darurat sedang dilakukan di semua negara terdampak. Distribusi bantuan, evakuasi warga, dan perbaikan infrastruktur menjadi prioritas utama. Pemerintah Sri Lanka, Thailand, Indonesia, dan Vietnam bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan untuk menyediakan makanan, obat-obatan, dan tempat penampungan sementara.
Meski hujan di beberapa wilayah mulai mereda, para ahli memperingatkan bahwa risiko banjir dan tanah longsor tetap tinggi, terutama di daerah rendah dan dekat sungai. Kejadian ini menjadi peringatan akan pentingnya mitigasi risiko bencana dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang semakin ekstrem.
Kesimpulan
Banjir dan siklon mematikan yang melanda Asia baru-baru ini telah menimbulkan krisis kemanusiaan yang signifikan, menewaskan lebih dari 1.100 orang dan memaksa ratusan ribu warga mengungsi. Dampak terparah terlihat di Indonesia dan Sri Lanka, sementara Thailand, Vietnam, dan Malaysia juga mengalami kerusakan besar. Peristiwa ini menegaskan hubungan erat antara perubahan iklim dan cuaca ekstrem, sekaligus menyoroti kebutuhan mendesak akan strategi mitigasi bencana yang lebih kuat di seluruh Asia.
Referensi:
-
BBC News, “Extreme weather kills more than 1,100 people across south and south-east Asia,” 1 Desember 2025
-
AFP, Reuters, Associated Press