Finnews.id – Upaya pemulihan pascabencana banjir dan tanah longsor terus digencarkan, namun kabar dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengisyaratkan bahwa ancaman di wilayah Sumatera belum sepenuhnya berlalu.
Hingga Senin 1 Desember 2025, data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat dampak tragis di tiga provinsi Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar), dengan total korban jiwa mencapai 442 orang dan puluhan ribu warga terpaksa mengungsi.
Di tengah situasi rentan ini, BMKG memberikan peringatan dini, hujan masih berpeluang turun di sebagian wilayah terdampak pada hari Selasa 2 Desember 2025.
Berdasarkan prakiraan cuaca resmi, potensi hujan tidak merata, namun kawasan-kawasan kritis, terutama daerah yang berhadapan langsung dengan laut dan pegunungan, masih berada dalam risiko tinggi.
Aceh: Wilayah pesisir barat dan tengah, seperti Banda Aceh, Lhokseumawe, dan Sabang, diprakirakan berpeluang diguyur hujan ringan hingga sedang. Kondisi ini menuntut kewaspadaan ekstra di wilayah yang memiliki lereng curam atau saluran air yang belum pulih total.
Sumatera Utara (Sumut): Meskipun kota-kota besar seperti Medan, Binjai, dan Tanjung Balai diprakirakan berawan tebal pada siang hari, ancaman hujan mengintai di daerah pesisir timur dan sekitar kawasan Danau Toba. Wilayah ini berpeluang menghadapi hujan ringan mulai siang hingga sore hari.
Sumatera Barat (Sumbar): Cuaca Padang, Bukittinggi, dan Pariaman diprakirakan berawan. Namun, daerah pegunungan dan pesisir barat Sumbar, yang merupakan lokasi rawan longsor, diprediksi akan mengalami hujan ringan.
BMKG mengingatkan masyarakat dan tim penanganan bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar untuk tetap waspada terhadap dampak hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang masih berpotensi terjadi pada hari ini.
Intensitas hujan sedang hingga lebat sangat berisiko memicu bencana susulan (sekunder). Di wilayah yang telah mengalami kerusakan infrastruktur tanah dan labil akibat longsor sebelumnya, curah hujan sekecil apa pun dapat mempercepat pergerakan tanah atau menyebabkan banjir bandang lokal yang berbahaya.