finnews.id – Dewan Keamanan (DK) PBB telah mengadopsi resolusi yang disponsori Amerika Serikat (AS) untuk membentuk Pasukan Stabilisasi Internasional (International Stabilisation Force/ISF) di Jalur Gaza.
Resolusi yang dikeluarkan pada Senin, 17 November 2025 tersebut memberi dasar bagi pembentukan ISF yang akan beroperasi di Gaza melalui kerja sama dengan Israel dan Mesir, serta dengan mandat awal selama dua tahun.
Pasukan tersebut akan bertugas mengamankan perbatasan Gaza, melindungi warga sipil, menyalurkan bantuan kemanusiaan, melatih kembali kepolisian Palestina, serta mengawasi proses pelucutan senjata Hamas dan kelompok bersenjata lainnya.
Sebanyak 13 negara anggota mendukung resolusi tersebut, sementara Rusia dan China menyatakan abstain.
TNI Seleksi Prajurit untuk Pasukan Perdamaian Gaza
Indonesia menjadi salah satu negara yang telah menyatakan kesiapannya untuk mengirim personel untuk bergabung dengan pasukan perdamaian ke Gaza.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Mayor Jenderal TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan, saat ini seleksi prajurit untuk dikirim sebagai pasukan perdamaian ke Gaza masih berlangsung.
“Untuk proses seleksi masih di tingkat matra masing-masing berupa perencanaan, sambil menunggu mandat final Dewan Keamanan (DK) PBB dan keputusan politik Pemerintah,” kata Freddy, Selasa, 18 November 2025, dikutip Antara.
Freddy melanjutkan, proses seleksi meliputi beragam tahapan, salah satunya pengalaman prajurit dalam menjalani misi kemanusiaan di dalam maupun luar negeri.
Setelah proses seleksi di setiap matra selesai, barulah pihak Mabes TNI akan menerima daftar nama-nama prajurit tersebut.
“Belum ada daftar nama yang diterima Mabes TNI. Yang dilakukan baru sebatas pendataan kesiapan satuan di tiga Matra sesuai Protap Operasi Luar Negeri,” jelas Freddy.
TNI juga telah menyiapkan ragam peralatan kesehatan dan alat-alat konstruksi untuk dikirim ke Gaza. Alat-alat itu dikerahkan bersamaan dengan pengiriman 20.000 personel TNI di bidang kesehatan dan Zeni Konstruksi.