“Kami kehilangan kendali atas situasi ini, namun mengkarakterisasi apa yang terjadi sebagai serangan yang direncanakan terhadap warga negara hanyalah salah tafsir terhadap fakta,” tegasnya.
Partai Awami League yang dipimpin Hasina menyerukan pemogokan nasional pada hari Selasa sebagai bentuk protes.
Di sisi lain, putusan ini disambut baik oleh pemerintah sementara yang dipimpin oleh penerima Hadiah Nobel Perdamaian, Muhammad Yunus. Ia mengambil alih kepemimpinan tiga hari setelah kejatuhan Hasina.
Yunus berjanji akan menghukum Hasina dan melarang aktivitas Partai Awami League menjelang pemilihan umum yang akan digelar Februari mendatang.
“Tidak seorang pun, terlepas dari kekuasaannya, berada di atas hukum,” kata Yunus, seraya menambahkan bahwa penggunaan kekuatan mematikan terhadap anak muda dan anak-anak yang hanya berbekal suara telah melanggar hukum dan ikatan dasar antara pemerintah dan warga negara.
Partai oposisi utama, Bangladesh Nationalist Party (BNP), yang dipimpin oleh rival lama Hasina, Khaleda Zia, juga menyambut baik putusan tersebut.
Sekretaris Jenderal BNP, Mirza Fakhrul Islam Alamgir, menyebut putusan ini sebagai “penguburan segala bentuk kediktatoran di tanah negara ini.”
Bangladesh sendiri masih menghadapi gejolak dan ketidakstabilan politik pasca-penggulingan Hasina, yang ditandai dengan perselisihan politik, bangkitnya kelompok Islamis, serta pelanggaran hak asasi.
- Asaduzzaman Khan
- Awami League
- Bangladesh
- Hukuman Mati
- Kejahatan Terhadap Kemanusiaan
- Konsekuensi hukum penggulingan Sheikh Hasina
- Krisis Politik
- Mantan PM Bangladesh dijatuhi hukuman mati in absentia
- Muhammad Yunus
- Pemberontakan Mahasiswa Bangladesh
- Penindasan brutal Sheikh Hasina terhadap mahasiswa
- Reaksi Awami League terhadap vonis hukuman mati Hasina
- Sheikh Hasina
- Sheikh Hasina Hukuman Mati