Kendaraan Santa
Pada malam Natal, Santa menaiki kereta luncur yang ditarik rusa kutub.
Kemudian ia bergerak dari satu rumah ke rumah lain.
Setibanya di rumah anak-anak, Santa turun melalui cerobong asap dan menaruh hadiah di kaus kaki atau di bawah pohon Natal.
Anak-anak sering meninggalkan susu dan kue sebagai tanda terima kasih.
Setelah itu, ia kembali ke kereta salju dan melanjutkan perjalanan ke rumah berikutnya.
Tradisi ini menekankan unsur kejutan, keajaiban, dan kegembiraan, yang membedakan Santa dari Sinterklas Belanda, yang biasanya hadir berjalan kaki atau menunggang kuda.
Kesalahpahaman di Indonesia

Kesalahan umum di Indonesia muncul karena nama Sinterklas mungkin terdengar mirip dengan Santa .
Atau tidak sedikit pula yang berpikir jika Sinterklas adalah terjemahan lokal dari Santa Claus itu sendiri.
Namun perlu dipahami bahwa keduanya ada sosok berbeda, termasuk dengan cara mereka membagikan hadiah.
Sinterklas lebih fokus pada parade, pemberian hadiah langsung, dan simbol gereja Eropa, sedangkan Kris Kringle membawa kereta salju, rusa terbang dan turun lewat cerobong asap.
Dengan memahami perbedaan ini, masyarakat bisa menjelaskan dengan tepat siapa Santa Claus dan siapa itu Sinterklas dan mengapa tradisi mereka ini unik.
Santa dan Sinterklas tetap menjadi ikon magis Natal yang terkenal di seluruh dunia dan selalu orang kaitkan dengan malam Natal penuh keajaiban.
Penutup
Intinya, pria gemuk berjanggut putih yang turun lewat cerobong asap di malam Natal adalah Santa Claus, bukan Sinterklas.
Tradisi ini muncul dari legenda Santo Nikolas, cerita rakyat Eropa dan puisi klasik Amerika.
Santa menjadi figur yang menyatukan anak-anak dan orang dewasa dalam kegembiraan pemberian hadiah.
Dengan memahami asal-usul, metode membagikan hadiah, dan ciri khasnya, masyarakat bisa meluruskan kesalahpahaman dan menghargai warisan budaya yang melekat pada karakter ini.
Referensi: