Mural ini mengangkat tema lingkungan: pohon, sungai kecil, burung, dan tanaman lokal. Pesan yang ingin disampaikan adalah pentingnya menjaga kampung tetap hijau dan lestari.
“Anak-anak muda di sini ingin kampung tetap asri. Mural ini menjadi pengingat bahwa alam adalah bagian dari hidup kami.”
“Mural ini mengajak orang untuk peduli lingkungan, bukan hanya sekadar melihat keindahan visual. Ada cerita tentang bagaimana warga menjaga kampung agar tetap hijau.”
6. Mural Musik dan Budaya: “Nada Kehidupan”
Di gang lain, mural menampilkan anak muda memainkan angklung, gitar, dan kendang. Musik menjadi simbol kebersamaan dan identitas budaya lokal yang hidup di setiap generasi.
“Anak-anak belajar musik dari mural ini. Mereka ingin ikut bermain, dan ini membuat budaya kami tetap hidup.”
“Mural ini adalah bentuk visual dari musik yang mengalir di kampung. Setiap goresan kuas adalah nada, setiap warna adalah irama.”
Menginspirasi dan Membuka Mata
Kampung Ulok Gading menjadi contoh bahwa kreativitas dan semangat muda dapat mengubah lingkungan menjadi ruang ekspresi dan edukasi.
Di sini, seni bukan sekadar hiburan, tapi juga narasi kehidupan yang menghubungkan generasi, komunitas, dan budaya lokal.
Ia menawarkan cerita nyata yang dapat dirasakan dan diresapi, menjadikan setiap kunjungan bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan emosional dan inspiratif.