Pada Minggu malam yang sama, sebuah truk Colt Diesel BE 8542 ADU yang dikemudikan dua warga asal Pringsewu berhasil diamankan setelah diduga melakukan pengisian solar dalam jumlah besar menggunakan tangki modifikasi berkapasitas sekitar 8.000 liter.
Menurut Darsono, salah satu warga:
“SPBU sudah tutup jam 21.00 WIB. Sekitar 21.30 ada truk masuk. Ternyata baknya sudah dimodifikasi jadi tangki dan pengisian sudah setengah.”
Warga dan sopir truk yang ikut memantau lalu masuk ke area SPBU dan mendesak penjelasan.
Keributan mereda setelah aparat Polsek Bandar Sribhawono datang dan mengamankan lokasi.
Truk beserta pengemudi dan kernet kemudian dibawa ke Mapolsek untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Ratusan warga bahkan ikut mendatangi kantor polisi untuk mengikuti jalannya penanganan kasus.
Solar Bersubsidi Sulit Didapat, Warga Merasa Dirugikan
Para sopir truk di wilayah tersebut mengaku sering kesulitan mendapatkan solar bersubsidi. Mereka kerap menunggu lama, tetapi sering diberi tahu bahwa BBM telah habis saat giliran tiba.
“Kekecewaan masyarakat sudah lama. Ternyata malam hari ada dugaan pengecoran,” ujar Darsono.
Masyarakat Mendesak Pemerintah Bertindak
Warga berharap instansi terkait seperti Pertamina dan lembaga pengawas distribusi BBM segera melakukan investigasi menyeluruh.
Mereka menilai perlu ada sanksi tegas terhadap SPBU yang terbukti menyelewengkan solar bersubsidi agar distribusi kembali tepat sasaran.
Insiden pengecoran solar di SPBU Sribhawono menunjukkan betapa seriusnya masalah distribusi BBM bersubsidi di daerah.
Investigasi resmi diharapkan segera dilakukan, agar kebenaran terungkap dan keadilan bisa ditegakkan demi masyarakat yang selama ini dirugikan.