Catatan Dahlan Iskan

Kopi (K)Mojang

Bagikan
Bagikan

Di perjalannya di dalam pipa itu ada uap yang harus dibuang. Buangan itulah yang dialirkan ke dryhouse: agar suhu di dalam dryhouse lebih tinggi dari Sinar matahari. Suhu itu pun bisa diatur. Dibuat stabil di angka maksimal 50 derajat. Berarti harus ada alat pengatur suhu.

Di malam hari, di saat suhu Kamojang bisa hanya 10 derajat, di dalam dryhouse harus tetap 50 derajat.

Itulah suhu yang terbaik untuk mengeringkan kopi.

Di dalam dryhouse itu dibangun rak rak besi. Di rak itulah kopi dihampar agar kering.

Ukuran dryhouse-nya 6×8 meter. Cukup luas untuk menampung kopi hasil panen petani sekitar. Lama-lama petani yang lebih jauh ikut program PGE itu. Satu dryhouse pun tidak cukup.

Awalnya hanya tiga kelompok tani yang memanfaatkan dryhouse PGE. Kian lama kian populer. Terakhir menjadi 18 kelompok tani. Pun petani kopi di dekat Garut mengeringkan kopinya ke Kamojang.

Maka PGE membangun dryhouse kedua. Setahun lalu. Pengeringan kopi yang awalnya 30 hari menjadi hanya 10 hari. Keringnya pun sempurna. Rata. Konstan.

Kopi geothermal Kamojang jadi Kamojang Priangan yang mojang: diincar tengkulak. Petani happy.

Geothermal memang biasa ada di ketinggian seperti itu. Cocok untuk tanaman kopi. Sebelum ada geothermal pun sudah ada kebun kopi di kawasan seperti itu. Termasuk di geothermal Ulu Belu, Lampung.

Maka sukses CSR PGE di Kamojang akan dikembangkan juga di Ulu Belu. Dan lainnya.

Geothermal swasta tentu bisa ikuti jejak PGE. Tinggal ngurus hak paten ke Anget-anget Jos.

“Awalnya kami masukkan nama Pak Dirut PGE ke dalam tim pemegang hak paten,” ujar Noufal Fauzan, anggota Tim Anget-anget Jos. “Pak Julfa Hadi tidak mau. Pak Dirut minta nama-nama kami saja yang memegang hak paten,” tambah Naufal.

Naufal alumnus ITB. Minggu depan naik ke pelaminan. Ia bertemu calon istri saat sama-sama jadi aktivis mahasiswa. Naufal menjabat dirjen Dinamisasi Gerakan BEM, sang istri sekretaris dirjen.

Maka tulisan ini sebagai hadiah perkawinan untuk Naufal dan istri –dari Disway dengan segenap perusuhnya seolah mewakili para petani kopi.(Dahlan Iskan)

Bagikan
Artikel Terkait
Catatan Dahlan Iskan

Bebek Djibouti

Saya lupa: tanpa pakaian ihram tidak bisa lagi mendekat Kakbah. Baik untuk...

Catatan Dahlan Iskan

Mengejar Lari

Yang ikut pameran adalah hotel-hotel di Makkah dan Madinah. Saya kenal nama-nama...

Kholid Bawazier (kiri) bersama Soedomo (kanan depan).)--
Catatan Dahlan Iskan

Soedomo Bawazier  

Bawazier punya delapan anak. Salah satunya Kholid Bawazier. Seumuran dengan Soedomo. Setelah...

Catatan Dahlan Iskan

Hemat Syarikah

Irfan memang tokoh NU. Sedang Wamen Dahnil Simanjuntak tokoh Muhammadiyah. Tentu banyak...