Finnews.id – Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) memperkenalkan sebuah penghargaan baru yang disebut FIFA Peace Award, sebuah inisiatif global untuk menghormati individu yang dianggap telah melakukan tindakan luar biasa demi perdamaian dunia. Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh Presiden FIFA, Gianni Infantino, pada Rabu lalu di Miami, Amerika Serikat.
Menurut keterangan resmi FIFA, penghargaan ini akan diberikan setiap tahun kepada tokoh yang berhasil menyatukan masyarakat lintas batas melalui upaya nyata dalam meredakan konflik dan mempromosikan perdamaian.
Meskipun berasal dari dunia olahraga, penerima penghargaan ini tidak terbatas pada kalangan sepak bola.
Langkah FIFA ini menimbulkan berbagai spekulasi internasional, termasuk kemungkinan bahwa mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, bisa menjadi penerima perdana penghargaan tersebut. Hal itu mengingat kedekatan hubungan antara Trump dan Infantino yang semakin intens menjelang Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Dalam sebuah unggahan di Instagram pada 9 Oktober lalu, Infantino bahkan menyebut bahwa Trump “layak mendapatkan penghargaan perdamaian” atas usahanya mendorong terciptanya kesepakatan damai di Gaza. Namun, penghargaan Nobel tahun ini justru diberikan kepada aktivis pro-demokrasi asal Venezuela, María Corina Machado.
Ketika ditanya oleh media di Miami apakah Trump akan menerima FIFA Peace Award, Infantino hanya menjawab singkat sambil tersenyum, “Tunggu saja tanggal 5 Desember.”
Pengumuman di Washington, Bertepatan dengan Drawing Piala Dunia 2026
FIFA menjadwalkan pengumuman resmi penerima FIFA Peace Award pada 5 Desember 2025 di Kennedy Center, Washington D.C., bertepatan dengan acara pengundian grup Piala Dunia 2026. Acara ini menjadi momen penting bagi dunia sepak bola karena menentukan pembagian 12 grup yang akan bertanding di 16 kota tuan rumah.
Penghargaan perdamaian ini menjadi elemen baru yang belum pernah muncul dalam sejarah acara pengundian Piala Dunia sebelumnya. Biasanya, acara tersebut fokus sepenuhnya pada aspek teknis kompetisi, bukan penghargaan sosial atau politik.