Dua minggu kemudian saya dapat kabar: hati Nisa yang tinggal separo sudah mulai tumbuh. Selang-selang di tubuh Mas Olik mulai dilepas satu per satu. Sudah harus latihan jalan di koridor rumah sakit.
Memasuki minggu ketiga saya dapat kabar: Nisa sudah tidak dianggap pasien lagi. Kalau toh Nisa masih tetap tidur di tempat tidur yang sama, di sebelah suaminyi, tapi statusnyi sudah berubah sebagai penunggu pasien.
Akhir minggu ketiga Mas Olik sudah bukan lagi pasien. Sudah boleh “pulang” ke apartemen.
Saya pun tergerak untuk mengetes mereka: “Kapan pulang?”
Saya begitu lega ketika mendapat jawaban Nisa: “kami berencana pulang bulan Desember.” Alhamdulillah. Puji Tuhan. Amitaba!
Lalu saya anjurkan mereka untuk seminggu sekali meninggalkan Beijing. Jalan-jalan. Mereka pun sudah jalan-jalan. Yang pertama di Badaling –ke tembok besar Tiongkok. Justin yang menjadi tour guide-nya.
Minggu lalu Abror dapat izin ke Beijing. Mereka pun rekreasi ke Shanghai. Naik kereta cepat sejauh lima jam. Mereka empat hari di Shanghai.
Begitu maju transplant di zaman ini. Jauh lebih maju dibanding zaman saya 18 tahun lalu. Bahkan Nisa ternyata menjadi orang pertama di Tiongkok yang proses pengambilan hatinya pakai robot.
Rumah sakit ini -北京友谊医院– dengan bangga mempublikasikan berita itu. Tentu dalam bahasa Mandarin. Inilah terjemahannya:
***
Salut untuk departemen bedah transplantasi hati kami! Berikut ini keterangan dari Dr Zhu Zhijun, direktur Transplantasi Hati: Sebuah peristiwa khusus keberhasilan transplantasi hati, donor hidup berbantuan robotik hari ini, pada separo hati kanan! Setelah dilakukan pencarian literatur dan berita medis dari Tiongkok dan Inggris mengungkapkan bahwa ini bukan hanya operasi pengambilan separo hati kanan berbantuan robotik pertama di Rumah Sakit Persahabatan, tetapi juga transplantasi hati donor hidup berbantuan robotik pertama yang berhasil pada separo hati kanan di seluruh Tiongkok daratan! Penerimanya adalah seorang pria berusia 42 tahun dengan sirosis hepatitis B stadium akhir dan gagal hati akut-kronis, dengan skor MELD 38. Hari ini, istrinya yang berusia 41 tahun mendonorkan separo hati kanannyi dalam transplantasi hati donor hidup berbantuan robotik. Pendonor dan penerima adalah pasangan dari Indonesia yang melakukan perjalanan jauh ke rumah sakit kami untuk berobat. Setelah persiapan praoperasi yang menyeluruh dan tinjauan etik transplantasi organ hidup, yang telah disetujui oleh rumah sakit, Komisi Kesehatan Kota Beijing, dan Komisi Kesehatan Nasional, operasi berhasil diselesaikan hari ini. Tim transplantasi hati kami telah menyelesaikan lebih dari 300 operasi transplantasi hati donor hidup laparoskopi, termasuk hampir 60 transplantasi lobus kanan laparoskopi, yang menempati peringkat teratas di negara ini. Dalam bidang bedah minimal invasif, bedah robotik menawarkan resolusi yang lebih tinggi, stabilitas operasional yang lebih baik, dan kurva pembelajaran yang lebih pendek daripada teknik laparoskopi. Meskipun saat ini lebih mahal, kami percaya bahwa setelah diproduksi di dalam negeri dan diadopsi secara luas, ini pasti akan menjadi arah pengembangan bedah ke depan. Minggu ini, kami menyelesaikan empat operasi transplantasi hati donor hidup: ibu ke anak perempuan, anak laki-laki ke ayah, dan ibu ke anak laki-laki—tiga orang dewasa dan satu anak, dua transplantasi lobus kiri dan dua transplantasi lobus kanan. Terima kasih atas kerja keras Anda semua!].