“Ini adalah program pertama dari paket ekonomi yang 8 yang diluncurkan tahun ini, dan tahun depan ini yang termasuk dilanjutkan, pak Menteri,” kata Airlangga.
“100.000 itu angka minimal. Kalau bisa ngegas lagi kita gas. Tapi ya 100.000 mudah-mudahan ini bisa terus jadi program andalan Kementerian Ketenagakerjaan,” ucap Airlangga.
Dia menambahkan, program magang kerja ini dapat mengisi kesenjangan pasokan tenaga kerja di perusahaan.
“Ini kita sadari karena memang ada kesenjangan supply demand, antara lulusan perguruan tinggi dan perusahaan. Dan program ini menjembatani kesenjangan ini sekitar 8-10% dari jumlah lulusan perguruan tinggi,” bebernya.
“Biasanya pekerja ini diisi oleh lulusan yang sudah kerja, secondary. Nah yang lulusan primary ini, yang lulus pertama, pertanyaannya adalah pengalaman kerja. Inilah yang dijembatani dengan program magang 6 bulan, dengan harapan perusahaannya menerima mereka yang magang kita kasih jempol 4,” kata Airlangga.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan Anwar Sanusi menjelaskan, sejak dibuka pada 1 Oktober 2025, antusiasme terhadap program ini terbilang tinggi. Berdasarkan data Barenbang Naker, tercatat 1.668 perusahaan mendaftar dengan total usulan 26.181 posisi magang.
Dari jumlah itu, 20.457 posisi disetujui, dan setelah proses seleksi yang diumumkan 19 Oktober lalu, 15.876 peserta dinyatakan lolos.