Dalam insiden yang terpisah, enam personel Angkatan Udara Filipina tewas setelah helikopter mereka jatuh di Provinsi Agusan del Sur, Filipina selatan, pada hari Selasa. Pihak militer menyatakan bahwa helikopter tersebut sedang dalam perjalanan untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke provinsi-provinsi yang diterjang Kalmaegi. Militer tidak memberikan detail lain mengenai penyebab jatuhnya pesawat tersebut.
Pergerakan Topan dan Antisipasi Bencana
Sebelum Kalmaegi mendarat, otoritas telah mengimbau lebih dari 387.000 orang di provinsi timur dan tengah Filipina untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Peringatan sebelumnya mencakup potensi hujan lebat, angin yang berpotensi merusak, dan gelombang badai hingga tiga meter.
Bahkan, ratusan penduduk utara Cebu yang sebelumnya mengungsi akibat gempa telah dipindahkan ke shelter yang lebih kokoh dari tenda rapuh sebelum topan menghantam.
Saat ini, Kalmaegi terakhir terlihat pada Rabu pagi 5 November 2025 di perairan pesisir Linapacan di provinsi pulau Palawan bagian barat dengan kecepatan angin 120 kpj dan embusan hingga 150 kpj. Topan tersebut diprediksi akan bergerak menjauh menuju Laut Cina Selatan pada Rabu sore.
Selain ancaman topan, Filipina dikenal sebagai salah satu negara yang paling rawan bencana di dunia, karena juga sering diguncang gempa dan memiliki banyak gunung berapi aktif.