Finnews.id – Zohran Mamdani berhasil terpilih sebagai Walikota New York (NYC), setelah meraih suara tertinggi dan mengalahkan pesaing-pesaingnya.Kemenangan ini mencetak sejarah, sebab Mamdani merupakan tokoh Muslim pertama yang menduduki jabatan Wali Kota New York.
Kemenangan bersejarah ini menegaskan perjalanan panjang Mamdani, dari intern pemalu di Uganda hingga menjadi sosialis demokrat berpengaruh yang kini memimpin salah satu kota paling ikonik di dunia.
Zohran Mamdani, wali Kota terpilih New York City, dikenal karena perjalanan hidupnya yang menginspirasi. Lahir di Kampala, Uganda, pada 1991, Mamdani tumbuh dalam keluarga berprestasi.
Ayahnya, Mahmood Mamdani, profesor Columbia University dan pakar studi postkolonial, sementara ibunya, Mira Nair, adalah pembuat film ternama yang pernah dinominasikan Academy Award.
Saat masih remaja, Mamdani mengikuti program magang di Daily Monitor, salah satu media utama Uganda. Rekan kerjanya, Angelo Izama, mengingatnya sebagai intern pemalu dengan rasa ingin tahu luar biasa.
“Dia selalu ingin tahu tentang dunia di sekitarnya,” ujar Izama.
Kebiasaan Mamdani berdiskusi dengan ayahnya tentang berita harian membentuk fondasi kepeduliannya terhadap isu publik.
Mamdani bermimpi menjadi wartawan top, tetapi minatnya meluas ke politik dan komunitas. Ia meninggalkan Uganda sebagai anak-anak, namun rutin kembali untuk mempererat akar budayanya.
Pada 2018, Mamdani dinaturalisasi sebagai warga negara Amerika Serikat. Sebelum menjadi anggota New York Assembly pada 2021, ia bekerja sebagai community organizer di Queens, membantu pemilik rumah rentan menghadapi penggusuran.
Dalam pemilihan wali Kota NYC 2025, Mamdani berhasil memenangkan kursi setelah mengalahkan mantan gubernur Andrew Cuomo di primary Demokrat.
Kampanyenya menekankan penurunan biaya hidup, termasuk gratis transportasi kota, penitipan anak, pembekuan sewa untuk apartemen stabilisasi, serta toko kelontong pemerintah, yang dibiayai melalui pajak terhadap orang kaya.
Kenaikannya menarik perhatian tokoh nasional. Presiden Donald Trump menuduhnya secara tidak berdasar tinggal ilegal di AS, sementara mantan Presiden Barack Obama disebut menawarkan diri sebagai penasehat. Dukungan juga datang dari Hakeem Jeffries dan Gubernur New York Kathy Hochul.