finnews.id – Minyak goreng adalah salah satu kebutuhan pokok yang hampir selalu ada di setiap dapur. Ya, hampir semua orang membutuhkannya untuk memasak.
Namun, ada satu kebiasaan yang sering dilakukan banyak orang tanpa sadar risikonya untuk kesehatan, yaitu menggunakan minyak goreng berkali-kali. Rasanya memang sayang membuang minyak yang baru dipakai sekali, apalagi jika minyak tersebut masih tampak jernih dan tidak berbau tengik.
Banyak juga yang berpikir, selama minyak masih terlihat jernih, maka minyak tersebut masih bisa dipakai untuk menggoreng kembali. Padahal, tampilan minyak yang tampak bersih belum tentu menandakan aman untuk digunakan.
Lantas, berapa kali sebenarnya minyak goreng boleh digunakan kembali?
Seorang penulis sekaligus ahli ilmu pangan, Jennifer pallian, menjelaskan bahwa penggunaan ulang minyak goreng sebenarnya bisa aman jika dilakukan dengan benar. Namun, ia mengingatkan proses pemanasan minyak secara berulang dapat menyebabkan perubahan kimia besar yang berisiko bagi kesehatan.
“Risikonya meningkat setiap kali minyak digunakan, terutama jika tidak disimpan dengan tepat,” kata Pallian dikutip dari Eating Well.
Menurut dia, pemanasan berulang dapat menghasilkan senyawa beracun dan karsinogenik yang meningkatkan risiko peradangan, tekanan darah tinggi, hingga kanker tertentu. Selain itu, minyak juga kehilangan kandungan lemak sehat seperti omega-3 dan malah membentuk lemak trans yang berbahaya.
Senada dengan Pallian, Vella Rohmayani, peneliti sekaligus dosen Prodi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), mengatakan minyak goreng sebaiknya hanya digunakan dua kali. Jika dipakai berulang bukan hanya akan mengubah rasa makanannya, tapi juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan.
“Berdasarkan hasil penelitian kadar asam lemak yang terkandung dalam minyak goreng yang sudah dipakai lebih dari 2 kali melebihi ambang batas normal yaitu sebesar 0,30%,” kata Vella dikutip dari laman Universitas Muhammadiyah Surabaya.