finnews.com – Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyatakan pada Sabtu, 1 November 2025, bahwa mereka siap mengevakuasi semua jenazah sandera Israel di dalam zona “garis kuning” di Gaza.
Hamas juga meminta para mediator, serta Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk menyediakan sarana yang dibutuhkan guna mempercepat proses tersebut.
“Garis kuning” mengacu pada zona yang telah ditarik pasukan Israel berdasarkan perjanjian gencatan senjata yang berlaku efektif pada 10 Oktober.
Zona ini merupakan partisi non-fisik yang membentang di Jalur Gaza, membagi wilayah Palestina menjadi dua, di selatan Kota Gaza dan di utara Khan Younis.
Dalam sebuah pernyataan, sayap bersenjata kelompok tersebut, Brigade Qassam, mengatakan timnya “siap bekerja untuk mengevakuasi jenazah tahanan musuh (Israel) di dalam garis kuning secara bersamaan dan di semua tempat, guna menuntaskan kasus ini.”
Hamas meminta para mediator dan Palang Merah “untuk menyediakan dan memperlengkapi mesin, serta tim yang diperlukan untuk mengevakuasi semua jenazah secara bersamaan”.
Hamas juga mengatakan telah menyerahkan tiga jenazah tak dikenal pada hari Jumat, 31 Oktober 2025, setelah Israel menolak mengambil sampel jenazah dan bersikeras menerima jenazah lengkap untuk uji forensik.
Kelompok tersebut mengatakan mereka tetap menyerahkan jenazah “untuk memblokir klaim musuh (Israel)” dan mencegah penundaan dalam proses pemindahan.
Hamas Telah Bebaskan 20 Tawanan Israel Hidup-hidup
Sejak fase pertama perjanjian gencatan senjata Gaza dimulai pada 10 Oktober, Hamas telah membebaskan 20 tawanan Israel hidup-hidup dan menyerahkan jenazah 19 dari 28 orang, sebagian besar warga Israel.
Namun, Israel mengklaim bahwa salah satu jenazah yang diterima tidak sesuai dengan salah satu tawanan yang terdaftar.
Israel telah menewaskan 211 warga Palestina dan melukai 597 lainnya sejak gencatan senjata, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Israel telah mengaitkan dimulainya negosiasi untuk fase kedua gencatan senjata dengan penyerahan seluruh sandera. Hamas mengatakan proses ini membutuhkan waktu karena kerusakan besar-besaran di Gaza.