Peringatan Keras Israel dan Ketegangan “Zona Kuning”
Meskipun pertukaran jenazah terus berlangsung, gencatan senjata berada dalam tekanan berat.
Israel telah menyampaikan peringatan keras kepada Hamas melalui mediator pada Rabu lalu, memberikan waktu 24 jam bagi para pejuang militan untuk meninggalkan “zona kuning”—sebuah area yang ditandai dalam perjanjian.
Setelah tenggat waktu terlewati pada Kamis malam, Israel mengancam akan menegakkan gencatan senjata dan menargetkan sasaran Hamas di belakang zona kuning. Hamas sendiri belum memberikan tanggapan resmi terkait ultimatum ini.
Pada Jumat, ketegangan terbukti nyata di lapangan. Mohamed Abu Selmiya, Direktur Rumah Sakit Shifa, melaporkan adanya satu korban tewas akibat tembakan Israel di Gaza utara.
Militer Israel mengonfirmasi insiden tersebut, menyatakan bahwa pasukan melepaskan tembakan setelah seseorang mendekati posisi mereka dan menimbulkan ancaman.
Upaya Diplomatik dan Kekerasan di Tepi Barat
Para pejabat dari delapan negara Arab dan Muslim dijadwalkan berkumpul di Istanbul pada Senin mendatang. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas langkah lanjutan terkait situasi Gaza, mengikuti pertemuan sebelumnya dengan Presiden Donald Trump.
Salah satu agenda utama yang muncul dari serangkaian dialog ini adalah upaya pembentukan Pasukan Stabilisasi Internasional di Gaza, sebuah rencana yang diuraikan dalam dokumen 20 poin AS.
Sementara itu, kekerasan meningkat pesat di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel sejak perang dimulai.
- diplomasi
- Gaza
- gencatan senjata
- Gencatan senjata Israel Hamas terbaru Oktober 2025
- IDF
- Jenazah Palestina dikembalikan ke Gaza
- Kekerasan
- Kekerasan di Tepi Barat Yamen Hamed
- Ketegangan Israel Hamas zona kuning
- Konflik Israel-Hamas
- Nasser Hospital
- Palestina
- Pertukaran Jenazah Israel Hamas
- Sandera
- Tepi Barat
- Upaya International Stabilization Force Gaza