Visual dan Tone Suara: Meskipun mengenakan kemeja tertutup, visual karakter Sena dinilai memiliki penggambaran yang terlalu seksi atau moe bagi sebagian kalangan, yang dianggap tidak pantas merepresentasikan lembaga negara. Selain itu, tone suara Sena dianggap terlalu dibuat-buat dan kekanak-kanakan, memicu perdebatan mengenai kepatutan standar komunikasi birokrasi.
Anggapan Eksperimen CPNS Kepala Biro Protokol, Humas dan Media (Karo PHM) Setjen DPD RI, Mahyu Darma, memberikan klarifikasi yang mengejutkan.
Ia menjelaskan bahwa karakter Vtuber tersebut sebenarnya bukan diperuntukkan bagi institusi secara resmi. Sena adalah karya proyek yang dibuat oleh seorang Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) DPD RI sebagai syarat untuk mengikuti Latihan Dasar (Latsar).
Mahyu menegaskan bahwa video tersebut seharusnya diunggah di akun media sosial pribadi CPNS yang bersangkutan, bukan di kanal resmi DPD RI. Kesalahpahaman unggahan ini menjadi alasan utama video tersebut segera ditarik dari peredaran.
Fenomena Sena kini menjadi studi kasus penting tentang tantangan digitalisasi birokrasi di Indonesia. Inovasi memang disambut baik, tetapi implementasinya membutuhkan strategi komunikasi yang sangat matang agar tidak disalahpahami oleh publik.