finnews.id – Trump dan Xi bertemu di Busan, Korea Selatan, dalam suasana penuh perhatian dunia. The Guardian melaporkan bahwa pertemuan ini berlangsung selama satu jam empat puluh menit. Keduanya mengakhiri dialog dengan jabat tangan yang disambut luas oleh media internasional. Walau singkat, momen ini membawa pesan penting tentang harapan baru dalam hubungan dua kekuatan besar dunia.
Dialog di Tengah Ketegangan Global
Trump dan Xi datang dengan misi meredakan ketegangan antara Amerika Serikat dan China. The Guardian menulis bahwa pembicaraan berlangsung tertutup, membahas isu perdagangan, keamanan, dan stabilitas ekonomi global. Keduanya sepakat bahwa dialog langsung tetap menjadi jalan terbaik untuk menjaga keseimbangan dunia.
Pertemuan ini menjadi simbol bahwa diplomasi masih hidup di tengah tekanan politik domestik. Trump berusaha menampilkan sikap terbuka terhadap kerja sama, sedangkan Xi menegaskan pentingnya kolaborasi antarnegara. Walau pandangan mereka sering berbeda, keduanya memahami bahwa persaingan ekstrem hanya memperburuk keadaan global.
Isu Nuklir Sebelum Pertemuan
Beberapa jam sebelum bertemu, Trump membuat pernyataan mengejutkan. Ia memerintahkan Pentagon untuk memulai kembali uji coba senjata nuklir Amerika Serikat. The Guardian menyoroti bahwa langkah ini muncul setelah Rusia menguji torpedo Poseidon dan China memperkuat arsenal militernya.
Meski pernyataan itu menimbulkan kegaduhan, suasana pertemuan tetap tenang. Trump menjelaskan bahwa uji coba dimaksudkan untuk menjaga kesetaraan kekuatan, bukan provokasi. Xi menanggapi dengan seruan agar semua negara besar menahan diri. Ia menekankan bahwa stabilitas kawasan lebih penting daripada demonstrasi kekuatan militer.
Membangun Kepercayaan Baru
Trump dan Xi membahas banyak hal yang selama ini menjadi sumber gesekan. Isu tarif dagang, pembatasan ekspor teknologi, dan sanksi ekonomi menjadi fokus utama. Menurut The Guardian, belum ada hasil konkret, tetapi pertemuan ini menandai langkah awal membangun kembali kepercayaan yang sempat hilang.
Para pengamat menilai komunikasi terbuka sangat penting. Tanpa dialog, hubungan dua negara ini bisa kembali memanas. Trump menyatakan kesiapannya melanjutkan pembicaraan di tingkat menteri. Xi menambahkan bahwa dunia membutuhkan kerja sama yang setara dan saling menghormati.