Home Sports Polemik Sanksi F1 di GP Meksiko Berlanjut: Steward Dianggap Tidak Cukup Tegas
Sports

Polemik Sanksi F1 di GP Meksiko Berlanjut: Steward Dianggap Tidak Cukup Tegas

Bagikan
Polemik Sanksi F1
Polemik Sanksi F1, Image @lewishamilton Instagram
Bagikan

Tikungan 1 yang Tak Pernah Tenang

Sejak Meksiko kembali ke kalender Formula 1 pada 2015, Tikungan 1 di Autódromo Hermanos Rodríguez selalu memicu insiden. Jalur lurus yang panjang memberi kesempatan bagi empat mobil untuk sejajar sebelum memasuki tikungan sempit. Villeneuve menilai masalah ini bersumber dari desain trek. Ia berpendapat area luar lintasan terlalu aman, sehingga pembalap berani menunda pengereman dan keluar jalur.

Brundle mengusulkan pendekatan berbeda. Ia menyarankan FIA menambahkan zona kecepatan wajib di area luar tikungan, mirip dengan batas kecepatan pit-lane. Pembalap yang melintas ke luar trek harus melewati zona itu dan kehilangan waktu secara signifikan. Menurut Brundle, solusi tersebut menciptakan efek jera tanpa perlu menunggu keputusan steward. Cara ini juga memberi keadilan bagi pembalap yang tetap menjaga mobil di lintasan.

Konsistensi Steward Jadi Sorotan

Masalah terbesar dalam polemik sanksi F1 terletak pada konsistensi. Selama beberapa musim terakhir, keputusan steward sering berubah-ubah. Ada insiden ringan yang langsung berujung hukuman, sementara pelanggaran berat terkadang terlewat begitu saja. Tim dan pembalap pun kesulitan menebak standar penilaian yang berlaku.

Mercedes termasuk salah satu tim yang pernah menyerukan kejelasan regulasi. Toto Wolff menekankan bahwa kepastian hukum lebih penting daripada kecepatan keputusan. Menurutnya, ketika aturan berubah tergantung konteks, kepercayaan terhadap sistem menjadi lemah. Para penggemar juga membutuhkan kepastian bahwa semua insiden akan dinilai dengan tolok ukur yang sama.

Saatnya FIA Bertindak Tegas

FIA kini menghadapi ujian besar. Lembaga itu harus menjaga keseimbangan antara persaingan sengit dan keadilan. FIA perlu memperjelas regulasi batas lintasan serta mendefinisikan ulang istilah “mengambil keuntungan”. Teknologi telemetry dan sensor posisi bisa membantu pengambilan keputusan yang lebih cepat dan objektif.

Namun, keberanian menjadi faktor utama. FIA harus berani menghukum siapa pun yang melanggar, tanpa memandang status bintang atau tekanan publik. Jika lembaga itu terus membiarkan pelanggaran dengan alasan “aksi balapan”, pesan yang tersampaikan kepada dunia akan keliru. Formula 1 adalah ajang dengan disiplin tinggi, bukan arena eksperimen keberuntungan di tikungan pertama.

Polemik sanksi F1 di GP Meksiko menegaskan bahwa olahraga ini masih mencari titik keseimbangan antara pertarungan seru dan integritas regulasi. Selama steward belum menegakkan standar yang kuat dan konsisten, kontroversi seperti ini akan terus menjadi bayangan di setiap seri mendatang.

Referensi:
PlanetF1.com (Lewis Larkam, wawancara Martin Brundle dan Jacques Villeneuve tentang GP Meksiko 2025).

Bagikan
Artikel Terkait
Atlet Indonesia diminta tetap fokus di sisa gelaran SEA Games 2025.
Sports

SEA Games 2025 Tersisa 4 Hari, Menpora Minta Para Atlet Tetap Fokus

finnews.id – Raihan medali emas kontingen Indonesia di SEA Games Thailand 2025...

Rizki Juniansyah Sabet Emas dan Dua Rekor Dunia di SEA Games
Sports

Tak Terbendung! Rizki Juniansyah Sabet Emas dan Dua Rekor Dunia di SEA Games

Menurut Rizki, performa puncaknya juga ditopang persiapan menyeluruh, mulai dari kondisi fisik,...

Sports

Atlet Asal Sulut Dominique Sampangai Raih Emas SEA Games Thailand, Kiki : Impian Ayah dan Pelatih

Saat ini masih duduk di bangku Kelas 3 SMA Negeri 1 Tomohon,...

Lifter Indonesia Rizki Juniansyah raih medali emas dan pecahkan rekor dunia.
Sports

Top Banget! Rizki Raih Emas SEA Games 2025 dan Pecahkan 2 Rekor Dunia

finnews.id – Prestasi luar biasa ditorehkan lifter Indonesia, Rizki Juniansyah di SEA...