finnew.id – Rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump ke Kuala Lumpur, Malaysia, ternyata tak diterima dengan tangan terbuka oleh seluruh warga Malaysia.
Ratusan pengunjuk rasa berkumpul di Kuala Lumpur, Jumat, 24 Oktober 2025. Mereka menentang kehadiran Trump di KTT ASEAN, 26-28 Oktober 2025. Trump sendiri diperkirakan akan tiba di Kuala Lumpur pada Minggu, 26 Oktober 2025 pagi.
Demonstrasi tersebut dipimpin oleh partai oposisi terbesar di Malaysia, Parti Islam Se-Malaysia (PAS), dan dihadiri oleh aktivis pro-Palestina.
Seperti dilaporkan CNA, setelah salat Jumat sekitar pukul 14.00, para pengunjuk rasa berkumpul di luar Menara Tabung Haji di pusat kota Kuala Lumpur.
Sebagian besar dari mereka mengenakan pakaian hitam dan mengibarkan bendera Palestina. Beberapa membawa plakat bertuliskan “Singkirkan Trump” dan “Trump, Anda tidak diterima”.
Mereka kemudian berbaris di Jalan Tun Razak menuju Kedutaan Besar AS yang berjarak sekitar 700 meter, meneriakkan “Keluar Donald Trump” dan “Bebaskan Palestina”.
Prosesi tersebut dipimpin oleh puluhan anggota korps relawan PAS, Jabatan Amal, yang mengenakan seragam merah marun.
Para pengunjuk rasa berhenti di dekat kedutaan di depan puluhan personel polisi, termasuk dari Unit Federal Reserve, yang berspesialisasi dalam manajemen kerusuhan.
Aksi unjuk rasa berlangsung damai
Mereka yang berorasi termasuk ketua pemuda PAS, Afnan Hamimi Taib Azamudden. “Kami berkumpul di sini … untuk memberi tahu Donald Trump bahwa Anda tidak diterima di Malaysia,” katanya.
“Anda (Trump) tidak hanya berpihak pada Israel, tetapi Anda (Trump) juga telah mengirimkan bantuan militer kepada pemerintah Zionis Israel,” lanjutnya.
Mantan anggota parlemen Tian Chua, yang mewakili kelompok aktivis Sekretariat Solidaritas untuk Palestina (SSP), juga berbicara. Ia menyatakan bahwa protes tersebut sebagian untuk menunjukkan bahwa ASEAN “menghargai kemanusiaan dan kemerdekaan” bagi Palestina.
“Kita harus bersolidaritas dengan Palestina dalam perjalanan mereka. Tidak peduli ras atau agama apa, ini tentang kemanusiaan,” kata Chua, mantan Anggota Parlemen dari Partai Keadilan Rakyat yang dipimpin Perdana Menteri Anwar Ibrahim.
