finnews.id – Kabar mengejutkan datang dari dunia pariwisata Asia. Majalah perjalanan ternama asal Amerika Serikat, Conde Nast Traveler, baru saja merilis daftar Pulau Terbaik di Asia 2025 pada 7 Oktober 2025.
Dalam survei yang melibatkan lebih dari 757.000 pembaca di seluruh dunia, hasilnya cukup mengejutkan: Bali tidak lagi menjadi pulau terindah di Asia.
Phu Quoc, Vietnam Jadi Pulau Terindah di Asia 2025
Menurut laporan resmi Conde Nast Traveler, gelar Pulau Terindah di Asia 2025 kini jatuh kepada Pulau Phu Quoc di Vietnam dengan skor tertinggi 95,51 poin, naik 0,15 poin dari tahun sebelumnya.
Pulau ini menjadi simbol kebangkitan pariwisata Vietnam dan semakin populer di kalangan wisatawan global.
Berdasarkan data VN Express, Pulau Phu Quoc berhasil menarik 1,2 juta wisatawan dari Januari hingga September 2025, meningkat 65,8 persen dibanding tahun sebelumnya.
Total kunjungan ke pulau ini telah mencapai 6,5 juta orang sepanjang tahun, melampaui capaian 2024 yang hanya 5,9 juta pengunjung.
Keindahan alam yang masih alami, pantai berpasir putih, laut biru jernih, serta berbagai resor mewah membuat Phu Quoc kini disebut-sebut sebagai “permata baru Asia Tenggara”.
Daftar Pulau Terindah di Asia 2025 Versi Conde Nast Traveler
Berikut ini daftar lengkap 10 Pulau Terindah di Asia 2025 versi Conde Nast Traveler:
-
Phu Quoc, Vietnam — 95,51
-
Langkawi, Malaysia — 92,99
-
Koh Samui, Thailand — 92,7
-
Boracay, Filipina — 90,54
-
Palawan, Filipina — 90,23
-
Bali, Indonesia — 89,84
-
Siargao, Filipina — 85,49
-
Kepulauan Andaman, India — 85,33
-
Phuket, Thailand — 84,62
-
Kepulauan Phi Phi, Thailand — 83,27
Bali Turun ke Peringkat 6: “Korban dari Kesuksesannya Sendiri”
Turunnya peringkat Bali ke posisi ke-6 sebenarnya sudah mulai terlihat dalam beberapa tahun terakhir.
Banyak wisatawan mancanegara yang mulai mengeluhkan kemacetan di kawasan wisata, sampah di pantai, serta polusi udara dari kendaraan bermotor yang semakin padat.
Padahal, Bali selama ini dikenal karena keindahan alam dan kekayaan budaya Hindu-Bali yang memikat dunia.
Namun, seiring dengan lonjakan kunjungan wisatawan, pulau ini kini menghadapi tantangan serius dari sisi lingkungan dan tata ruang.
“Bali menjadi korban dari kesuksesannya sendiri,” tulis laporan Conde Nast Traveler.
Pertumbuhan hotel, bar, dan kafe yang masif membuat pulau ini kian padat. Salah satu contohnya adalah kawasan Canggu, yang dulunya desa nelayan sepi, kini berubah menjadi pusat keramaian global bagi peselancar dan digital nomad.