finnews.id – Kebiasaan terbangun saat dini hari antara pukul 2 sampai 3 ternyata dapat dijelaskan secara medis. Alih-alih diperhatikan makhluk halus seperti yang sering menjadi mitos, terbangun setiap malam di jam yang sama justru bisa menandakan gejala penyakit tertentu.
Dilansir dari Klikdokter, dr. Arina Heidyana mengatakan, ada beberapa penyebab mengapa selalu terbangun pada tengah malam dan dini hari, diantaranya:
1. Sleep Apnea
Merupakan gangguan tidur yang bisa membuat anda henti nafas beberapa saat. Penyebabnya karena ada saluran udara yang tersumbat dan membuat anda mendengkur. Akibatnya, anda akan mudah sakit kepala dan mudah lelah sehingga aktivitas terganggu karena sulit berkonsentrasi.
2. Stres
Terbangun di jam yang sama setiap hari bisa terjadi karena anda sedang dalam keadaan stres. Denyut jantung dan tekanan darah yang meningkat membuat anda sulit untuk tertidur kembali.
3. Mengonsumsi Kafein
Para ahli kesehatan sudah sering menyarankan untuk tidak mengonsumsi kafein menjelang tidur. Kafein bersifat diuretik sehingga membuat anda ingin buang air kecil lebih sering, selain itu minuman yang mengandung kafein juga membuat anda lebih waspada dan terjaga.
3. Mengonsumsi Kafein
Para ahli kesehatan sudah sering menyarankan untuk tidak mengonsumsi kafein menjelang tidur. Kafein bersifat diuretik sehingga membuat anda ingin buang air kecil lebih sering, selain itu minuman yang mengandung kafein juga membuat anda lebih waspada dan terjaga.
4. Gangguan Pencernaan
Gangguan pencernaan terutama gangguan pada lambung menimbulkan ketidaknyamanan. Gas yang ada di dalam perut membuat tidak nyaman dan kesulitan tidur kembali.
5. Perubahan Hormon
Pada wanita hamil, menopause, atau perimenopause mengalami perubahan hormon yang tidak signifikan sehingga mengganggu kualitas tidur.
6. Gaya Hidup Tidak Sehat
Kebiasaan minum alkohol, merokok, kurang gerak, dan terlalu banyak duduk merupakan gaya hidup tidak sehat yang bisa merusak kualitas tidur.
7. Nyeri
Nyeri bisa jadi alasan di balik kebiasaan bangun tidur di tengah malam. Terutama, nyeri yang dirasakan lansia. Kelompok usia ini lebih mungkin mengalami nyeri bahu kronis, nyeri leher, maupun radang sendi.