4. Desa Jatiluwih
Inilah desa wisata yang sudah mendunia: Desa Jatiluwih di Kabupaten Tabanan. Desa ini masuk daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO berkat sistem irigasi tradisional Subak dan keindahan sawah terasering hijau yang memanjakan mata.
Terletak di lereng Gunung Batukaru, Jatiluwih berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut.
Suasananya sejuk dan cocok untuk trekking, bersepeda, atau sekadar menikmati pemandangan pedesaan.
Nggak heran kalau Jatiluwih juga masuk 300 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024.
5. Desa Trunyan
Kalau kamu suka wisata budaya dengan nuansa mistis, Desa Trunyan di tepi Danau Batur, Kintamani, bisa jadi pilihan.
Tradisi pemakaman di desa ini sangat unik: jenazah diletakkan begitu saja di bawah pohon Taru Menyan, tanpa dikubur atau dikremasi.
Aroma harum pohon Taru Menyan dipercaya membuat jenazah tidak berbau. Trunyan juga masih memegang adat Bali Aga, termasuk aturan khusus soal pemakaman.
Untuk ke sini, wisatawan harus naik perahu dari Desa Kedisan pengalaman yang nggak bakal terlupakan.
6. Desa Batubulan
Kalau kamu penggemar seni ukir dan pertunjukan tari Bali, jangan lewatkan Desa Batubulan di Kecamatan Sukawati, Gianyar.
Desa ini terkenal sebagai pusat seni pahat batu, yang banyak digunakan untuk ornamen pura hingga patung khas Bali.
Selain itu, Batubulan juga jadi lokasi pertunjukan rutin tari Barong dan Legong, yang bisa dinikmati wisatawan setiap hari.
Banyak galeri seni dan workshop pahat batu di sini, jadi kamu bisa sekaligus membeli karya otentik khas Bali langsung dari tangan senimannya.
Bali Lebih dari Sekadar Pantai
Keenam desa wisata ini membuktikan kalau Bali punya pesona yang lebih luas daripada sekadar pantai dan resort mewah.
Dari desa dengan adat ketat, pusat seni dan budaya, hingga desa dengan warisan dunia, semuanya menawarkan pengalaman autentik yang penuh makna.
Jadi, kalau kamu ke Bali, jangan lupa mampir ke salah satu desa wisata ini—siapa tahu kamu menemukan sisi Bali yang belum pernah kamu lihat sebelumnya.