Misalkan keinginan presiden untuk melambungkan Garuda masih bisa ditawar. Mungkin bisa diusulkan jalan tengah: bagaimana kalau Garuda sekalian dipakai untuk memperkokoh persahabatan antar negara serumpun. Garuda digandengkan dengan Malaysian Airlines (MAS). Seperti Air France milik Prancis bergandengan dengan KLM-nya Belanda. Dua-duanya pernah dalam situasi buruk. Kini dua-duanya masih eksis dan bagus. Air France masih berkibar. Pun KLM.
Saya pernah membicarakan itu dengan CEO MAS. Tapi, sekali lagi, saya keburu expired. Mungkin bisa dilanjutkan dengan langkah yang lebih smart.
Saya tentu suka kalau Garuda didorong kuat. Pun bila konsekuensinya harus mengorbankan ICOR nasional. Tapi Danantara harus bisa ”menebus” dosa musyrik di Garuda itu dengan balas dendam di proyek yang lain.
Sebagai bawahan yang baik, Danantara tentu tidak boleh begitu saja menolak keinginan atasan, tapi juga harus bisa mencarikan jalan keluar agar keinginan itu tetap berjalan tanpa mengorbankan ICOR.
Ibarat mizan, Garuda menjadi faktor ”dosa” di kiri. Perlu dicari pemberat di mizan kanan.