Home Bisik Disway Skandal Chromebook Rp9,9 Triliun: Jejak Korupsi Digitalisasi Pendidikan Era Nadiem
Bisik Disway

Skandal Chromebook Rp9,9 Triliun: Jejak Korupsi Digitalisasi Pendidikan Era Nadiem

Bagikan
Skandal Chromebook Rp9,9 Triliun: Jejak Permainan Proyek Digitalisasi Pendidikan Era Nadiem
Ilustrasi Chromebook (Pixabay)
Bagikan

Jejak Mark-Up dan Dugaan Permufakatan Jahat

Modus korupsi yang diduga terjadi beragam. Mulai dari mark-up harga, cashback dari penyedia, hingga pungutan liar dalam proses distribusi. “Kami belum tahu modus pastinya. Tapi keuntungan penyedia harus dicek kewajarannya,” ujar Almas.

ICW mencurigai proyek ini bukan sekadar persoalan teknis. Melainkan sarat permufakatan jahat. “Penentuan spesifikasi Chromebook diduga mengunci vendor tertentu,” kata Almas.

Siapa Dalang Sebenarnya?

Isu paling sensitif adalah siapa yang memberi perintah. ICW meragukan kasus ini hanya melibatkan staf khusus menteri. “Staf khusus tidak punya kewenangan langsung. Yang berwenang adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). PPK melaporkan ke menteri sebagai pengguna anggaran,” papar Almas.

Karena itu, Almas menilai Kejaksaan Agung harus mengusut siapa sebenarnya pemberi perintah di balik proyek ini. Termasuk kemungkinan keterlibatan Nadiem Makarim selaku pengguna anggaran saat itu.

Nadiem Diperiksa, Jurist Mangkir

Kejaksaan Agung kini bergerak cepat. Sedikitnya 40 saksi sudah diperiksa. Nadiem Makarim, mantan Mendikbudristek, menjalani pemeriksaan selama 12 jam pada 23 Juni 2025. Ia dicecar 31 pertanyaan tentang perannya sebagai pengguna anggaran.

Nilai proyek digitalisasi pendidikan itu tercatat Rp9,982 triliun, terdiri dari Rp3,582 triliun Dana Satuan Pendidikan (DSP) dan Rp6,399 triliun DAK. Pemeriksaan juga membedah rapat krusial pada 6 Mei 2020 yang menjadi titik awal penetapan Chromebook.

Jurist Tan, staf khusus Nadiem, sudah tiga kali mangkir dari panggilan penyidik. “Ketidakhadirannya menimbulkan tanda tanya besar,” ujar Harli Siregar, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung.

Vendor dan Google Terseret

Penyidikan juga menyentuh para vendor lokal: PT Zyrexindo Mandiri Buana, Axioo, Advan, Evercoss, TSMID, dan lainnya. Google Indonesia pun diperiksa. Ganis Samoedra Murharyono, Strategic Partner Manager Chrome OS Indonesia, ditanyai soal kemungkinan Google menerima fee royalti per penjualan Chromebook. Ada dugaan lobi intensif Google ke Kemendikbudristek agar Chrome OS yang dipilih.

Bagikan
Artikel Terkait
Bisik Disway

Pangan Murah, Rakyat Sejahtera Adil Makmur

3. Peningkatan Kesejahteraan Petani & Peternak: Meskipun menjual dengan harga terjangkau di...

Giant Sea Wall
Bisik Disway

Giant Sea Wall: Benteng Raksasa Penyelamat Pesisir Utara Jawa

Khusus untuk proyek di Teluk Jakarta, dana yang dibutuhkan diperkirakan mencapai Rp...

Anggaran Pendidikan
Bisik Disway

Anggaran Pendidikan 2026 Pecahkan Rekor

ARTIKEL INI TELAH TAYANG DI DISWAY.ID – BACA SELENGKAPNYA >>>

Indonesia Menuju Bebas TBC
Bisik Disway

Indonesia Menuju Bebas TBC

finnews.id – Setiap jam, 14 warga Indonesia meregang nyawa akibat tuberkulosis (TBC)....