finnews.id – Pernahkah kamu menyaksikan langsung tradisi malam 1 Suro di Keraton Yogyakarta dan Solo? Momen ini bukan sekadar perayaan pergantian tahun Jawa, tapi juga sebuah ritual sakral yang mengandung makna mendalam tentang spiritualitas, budaya, dan warisan leluhur yang terus dijaga hingga hari ini.
Tradisi Malam 1 Suro: Perpaduan Budaya dan Spiritualitas
Tradisi malam 1 Suro di Keraton Yogyakarta dan Solo menjadi salah satu upacara budaya yang paling dinantikan masyarakat Jawa. Perayaan ini selalu berlangsung dengan suasana khidmat dan penuh simbol. Puncak acaranya adalah Kirab Pusaka, di mana benda-benda keramat milik keraton diarak keliling kota saat malam tiba.
Menurut laporan dari Dinas Kebudayaan DIY, kirab pusaka bukan hanya soal arak-arakan. Ada filosofi dalam setiap langkah. Pusaka-pusaka tersebut dipercaya membawa aura sakral, dan prosesi kirab menjadi bentuk penyucian spiritual, baik bagi keraton maupun rakyat yang menyaksikannya.
Kirab Pusaka: Arak-Arakan Sakral Tanpa Bicara
Seperti dikutip dari laman resmi Keraton Yogyakarta, prosesi kirab dilangsungkan tepat setelah Magrib hingga menjelang tengah malam. Para abdi dalem membawa pusaka tanpa berbicara sepatah kata pun. Diam menjadi bentuk penghormatan terhadap malam 1 Suro yang dianggap sebagai momen refleksi dan kontemplasi.
Di Keraton Solo, suasana serupa juga berlangsung. Ribuan warga memadati jalur kirab, menyalakan lilin, dan ikut berjalan kaki mengiringi prosesi. Menurut tradisi, ikut serta dalam kirab bisa mendatangkan berkah dan perlindungan selama setahun ke depan.
Tirakat dan Doa Bersama Menyambut Tahun Baru Jawa
Selain kirab, tradisi malam 1 Suro di Keraton Yogyakarta dan Solo juga ditandai dengan tirakat, yakni bentuk laku prihatin seperti puasa, semedi, atau doa bersama. Di beberapa tempat, masyarakat berkumpul untuk menggelar pengajian atau renungan malam, sebagai bentuk introspeksi diri.
Masih menurut sumber dari Balai Pelestarian Kebudayaan, tradisi tirakat ini sudah dilakukan secara turun-temurun dan dipercaya memperkuat spiritualitas serta koneksi dengan Sang Pencipta. Nilai-nilai seperti ketenangan, kejujuran, dan kerendahan hati menjadi pesan utama dalam setiap ritual malam Suro.
Simbol Keteguhan Budaya Jawa
Tradisi malam 1 Suro di Keraton Yogyakarta dan Solo adalah bukti hidup bahwa budaya Jawa masih sangat relevan hingga kini. Di tengah era modern, masyarakat tetap menjaga kearifan lokal ini sebagai identitas dan fondasi nilai spiritual.
Seperti dilansir pada 24 Juni 2025, kedua keraton kembali mempersiapkan kirab 1 Suro dengan melibatkan generasi muda dan komunitas budaya, agar tradisi ini terus hidup dan dikenal lebih luas oleh masyarakat lintas generasi.
Penutup
Tradisi malam 1 Suro di Keraton Yogyakarta dan Solo bukan sekadar ritual tahunan. Ia adalah cermin perjalanan spiritual bangsa, simbol kesederhanaan, dan bentuk penghormatan terhadap masa lalu yang terus dijaga hingga masa kini. Jika kamu ingin merasakan sakralnya budaya Jawa yang otentik, menyaksikan malam 1 Suro adalah pengalaman yang tak boleh dilewatkan. (*)