Catatan Dahlan Iskan

Relawan Tahalele

Bagikan
Bagikan

Paul pernah melakukan operasi jantung hampir tanpa alat di Papua. Pengalaman itu sudah ia bukukan. Satu dari 25 buku yang ia tulis tentang itu.

Paul pun kembali jadi guru di daerah-daerah itu. Guru, mentor, dan sekaligus pengawas. Ia punya kelebihan dalam cara mendidik. Salah satu gelar doktornya di bidang pendidikan.

“Saya didik SDM di RS-RS ampuan saya dengan cara Jerman,” ujar Paul kemarin malam.

Paul memang mendapat gelar doktor (PhD) bedah jantung di Jerman. Di bawah asuhan ahli bedah jatung terkemuka dunia: Prof Dr Juergen von der Emde.

Setiap ke Jerman Paul masih diwajibkan makan siang di rumah profesornya itu. Kini sang profesor sudah berusia 92 tahun.

Begitu antusias Paul bercerita. Tentang apa saja. Saya sebenarnya sudah mengantuk untuk kisah pengabdiannya kali ini. Sudah pukul 23.00. Belum istirahat sehari penuh. Baru selesai pula jadi tuan rumah berbuka puasa lebih 200 orang di rumah saya. Tapi saya lihat Paul belum mengantuk. Padahal baru mendarat dari Kupang via Denpasar. Pesawatnya mendarat terlambat. Terkena badai. Membayangkan betapa lelahnya Paul membuat saya malu mengantuk.

Untuk maju sering harus dipaksa. Termasuk dipaksa untuk tidak mengantuk.(Dahlan Iskan)

Bagikan
Artikel Terkait
Perjalanan Dahlan Iskan di Suriah
Catatan Dahlan Iskan

Dua Dolar

Oleh: Dahlan Iskan Hotel mahal sekali di Damaskus. Pakai dolar. Warga asing...

Orang Penting
Catatan Dahlan Iskan

Orang Penting

Ternyata FlyCham itu perusahaan penerbangan swasta Syria. Sudah ada sejak zaman Basyar...

Mendadak Syria
Catatan Dahlan Iskan

Mendadak Syria

Empat jam di bandara Doha tidak akan terasa. Bandara ini besar sekali....

Erros Kanan
Catatan Dahlan Iskan

Erros Kanan

Oleh: Dahlan Iskan Terbang ke Syria Minggu pagi lalu saya hanya membawa...