Masa Lalu yang Kelam dan Upaya Perbaikan
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa Binance memiliki masa lalu yang penuh tantangan. Pendiri Binance, Changpeng Zhao (CZ), sempat dikenai dakwaan pidana, mengundurkan diri, dan menjalani hukuman penjara. Perusahaan juga membayar denda miliaran dolar sebagai penyelesaian berbagai pelanggaran dengan regulator AS.
Kini, Binance berusaha menunjukkan komitmennya terhadap kepatuhan regulasi. Teng mengungkapkan bahwa Binance telah merekrut lebih dari 1.300 profesional di bidang kepatuhan, sekitar seperempat dari total tenaga kerja perusahaan.
“Dulu kami kurang berinvestasi dalam kepatuhan. Namun, yang terpenting adalah bagaimana kami memperbaiki kesalahan tersebut dan membangun kepercayaan,” katanya.
Tantangan di Nigeria dan Investasi Besar dalam AI
Selain menghadapi tantangan di AS, Binance juga mengalami masalah di Nigeria. Pejabat kepatuhan Binance, Tigran Gambaryan, sempat ditahan dengan tuduhan membantu pelanggan menghindari pajak melalui platform Binance. Meskipun akhirnya dibebaskan, kasus ini sempat menjadi perhatian besar.
Di sisi lain, Binance juga mulai merambah sektor kecerdasan buatan (AI). Perusahaan baru-baru ini melakukan investasi senilai US$2 miliar bersama MGX, dana teknologi canggih asal Uni Emirat Arab yang bermitra dengan BlackRock dan Microsoft. Investasi ini disebut sebagai langkah strategis Binance untuk menjembatani sektor kripto dan AI.
“Kami memanfaatkan AI dalam berbagai aspek operasional kami. Teknologi ini akan memainkan peran penting dalam pengembangan blockchain di masa depan,” kata Teng. (*)