finnews.id – Gubernur Banten terpilih, Andra Soni, mengungkap strategi politik yang membawanya meraih kemenangan dalam Pilkada 2024. Meski pasangan lawannya, Airin Rachmi Diany dan Ade Sumardi, sempat unggul dalam berbagai survei, Andra berhasil membalikkan keadaan.
Dalam diskusi yang digelar oleh CSIS di Jakarta pada Rabu, 19 Februari 2025, Andra mengungkapkan bahwa dirinya tidak menggunakan lembaga survei dalam menyusun strategi kampanye. Menurutnya, survei hanya mencerminkan kondisi masa lalu dan tidak selalu relevan untuk menentukan langkah ke depan.
“Justru karena saya tidak menggunakan lembaga survei, saya bisa menang. Kalau saya mengikuti hasil survei, saya mungkin sudah takut untuk terus bertarung,” ujar Andra.
Sebagai gantinya, Andra mengandalkan strategi yang ia sebut sebagai “ATM” atau “Amati, Tiru, Modifikasi.” Ia menilai pendekatan ini lebih efektif dalam memahami kebutuhan pemilih dan merancang kampanye yang tepat sasaran.
Membangun Narasi yang Dibutuhkan Masyarakat
Salah satu faktor utama kemenangan Andra adalah kemampuannya membangun narasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, terutama kalangan bawah. Isu pendidikan gratis menjadi salah satu topik utama yang ia usung sepanjang kampanye.
“Saya selalu bicara tentang sekolah gratis, karena memang itu yang menjadi kebutuhan masyarakat. Saya sendiri lahir dari keluarga yang kesulitan mengakses pendidikan,” jelasnya.
Peran Partai dan Influencer dalam Kampanye
Andra juga mengakui bahwa dukungan dari partai politik, terutama Gerindra, turut berperan dalam kemenangannya. Selain itu, ia memanfaatkan peran influencer dan artis untuk menarik perhatian pemilih.
“Influencer menyampaikan pesan kampanye kami, sehingga atensi masyarakat bisa lebih besar. Ini salah satu strategi yang kami jalankan, dan hasilnya alhamdulillah membuahkan kemenangan,” ujarnya.
Fokus pada Kampanye Tatap Muka
Menjelang hari pencoblosan, Andra semakin gencar melakukan kampanye tatap muka dan bersilaturahmi dengan tokoh masyarakat. Ia menilai pendekatan ini lebih efektif dibandingkan mengandalkan kampanye digital semata.
“Kami justru memperbanyak kampanye tatap muka, sementara lawan kami menguranginya. Ini menjadi salah satu faktor yang membantu kami meraih kemenangan,” pungkasnya.