Rupiah masih tertekan terhadap dolar AS meski sempat menguat, dipengaruhi kekhawatiran inflasi AS dan kebijakan tarif global
Home Ekonomi Bagaimana Jika Tiba-Tiba Rupiah Menguat Rp8.170 per 1 Dolar AS? Begini Dampaknya
Ekonomi

Bagaimana Jika Tiba-Tiba Rupiah Menguat Rp8.170 per 1 Dolar AS? Begini Dampaknya

Bagikan
Bagikan

finnews.id – Masyarakat Indonesia dibuat heboh dengan mata uang rupiah yang tiba-tiba menguat jadi Rp8.170,65 per US$1

Angka tersebut tertera di google berdasarkan penelusuran saat melakukan pengecekkan konversi nilai tukar dollar ke rupiah dengan menggunakan kata kunci “USD to IDR”

Padahal, apabila melakukan hasil pengecekan di laman resmi Bank Indonesia, kurs jual adalah Rp16.340,30 per 1 Dolar AS dan Rp16.177,70 untuk kurs beli.

Google Indonesia sendiri telah menyatakan bahwa angka tersebut merupakan sebuah kesalahan. Google menyebut itu bersumber dari pihak ketiga.

Setelah menyadari ketidakakuratan tersebut, Google segera menghubungi penyedia data untuk memperbaikinya.

Bank Indonesia (BI) juga menegaskan bahwa angka tersebut tidak sesuai dengan nilai tukar resmi, yang pada 31 Januari 2025 tercatat sebesar Rp 16.312 per Dolar AS.

Lantas apa dampak jika 1 dolar AS sama dengan Rp8.170?

Berikut adalah beberapa sampak positif dan negatif jika tiba-tiba rupiah menguat Rp8.170 per 1 Dolar AS

Dampak Positif

a. Menurunnya Beban Utang Luar Negeri

Jika nilai tukar rupiah menguat secara signifikan, beban utang luar negeri pemerintah dan swasta akan berkurang. Hal ini terjadi karena utang yang harus dibayarkan dalam mata uang asing (seperti dolar AS) menjadi lebih ringan ketika dikonversi ke rupiah. Pemerintah dapat mengalokasikan dana yang tersisa untuk program-program pembangunan atau mengurangi defisit anggaran.

b. Harga Barang Impor Menjadi Lebih Murah

Penguatan rupiah terhadap dolar AS akan membuat harga barang-barang impor menjadi lebih murah. Hal ini dapat mengurangi biaya produksi bagi industri yang bergantung pada bahan baku impor, seperti elektronik, otomotif, dan farmasi. Konsumen juga akan merasakan manfaatnya karena harga produk impor, seperti gadget, kendaraan, atau bahan makanan tertentu, menjadi lebih terjangkau.

c. Menurunnya Inflasi

Harga barang impor yang lebih murah dapat menekan tingkat inflasi. Jika inflasi terkendali, daya beli masyarakat akan meningkat, dan Bank Indonesia (BI) mungkin tidak perlu menaikkan suku bunga acuan. Hal ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan konsumsi dan investasi.

Bagikan
Artikel Terkait
Harga Emas Antam Hari Ini (23 Juni 2025) Naik Lagi, Saatnya Jual atau Beli?
Ekonomi

Harga Emas Antam Hari Ini Turun, Ini Daftar Lengkap dan Ketentuan Pajaknya

finnews.id – Harga emas batangan keluaran PT Aneka Tambang (Antam) kembali mengalami...

Apindo: Kelas Menengah Menyusut 9,5 Juta Orang, Kemenperin Bantah Isu Badai PHK Manufaktur
Ekonomi

Apindo: Kelas Menengah Menyusut 9,5 Juta Orang, Kemenperin Bantah Isu Badai PHK Manufaktur

finnews.id – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, mengungkapkan...

Garis Kemiskinan Rp20 Ribu Sehari Dinilai Tak Masuk Akal, BPS Dikritik Publik dan Ekonom
Ekonomi

Garis Kemiskinan Rp20 Ribu Sehari Dinilai Tak Masuk Akal, BPS Dikritik Publik dan Ekonom

finnews.id – Badan Pusat Statistik (BPS) kembali menyita perhatian publik setelah merilis...

Waskita Karya Raup Laba Bruto Rp661,3 Miliar di Kuartal II 2025, Efisiensi dan Restrukturisasi Jadi Kunci Sukses
Ekonomi

Waskita Karya Raup Laba Bruto Rp661,3 Miliar di Kuartal II 2025, Efisiensi dan Restrukturisasi Jadi Kunci Sukses

finnews.id – PT Waskita Karya (Persero) Tbk menunjukkan kinerja keuangan yang positif...