finnews.id – Selama ini pemeriksaan kesehatan modern sebagian besar mengandalkan darah, urin, dan pencitraan medis. Metode tersebut efektif tetapi tidak selalu memberikan gambaran jangka panjang tentang metabolisme tubuh.
Baru-baru ini para peneliti mulai meneliti sumber biologis yang selama ini diabaikan, yaitu kotoran telinga.
Cerumen yang terbentuk perlahan di saluran telinga menyimpan senyawa kimia yang mencerminkan kondisi tubuh dan berpotensi menjadi alat diagnosis alternatif yang stabil, minim invasif, dan lebih murah.
Kotoran Telinga Sebagai Arsip Kimia Tubuh
Kotoran telinga terbentuk dari campuran sekresi kelenjar seruminosa dan kelenjar sebasea yang bercampur dengan sel kulit mati. Berbeda dengan darah yang selalu diperbarui, cerumen bergerak sangat lambat ke luar telinga sehingga senyawa di dalamnya bisa terakumulasi selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Karakter ini menjadikannya arsip biologis yang menyimpan informasi metabolik tubuh dalam jangka panjang.
Penelitian yang diterbitkan di Journal of Chromatography B menunjukkan bahwa senyawa organik volatil dalam cerumen dapat menjadi indikator metabolisme. Senyawa ini sering sulit dideteksi dalam darah atau urin karena cepat terpengaruh faktor lingkungan seperti makanan, stres, atau obat.
Metabolisme dan Hubungan Dengan Penyakit
Banyak penyakit kronis muncul akibat gangguan metabolisme. Diabetes, kanker, penyakit jantung, serta gangguan saraf seperti Parkinson dan Alzheimer melibatkan perubahan energi sel. Gangguan ini menghasilkan senyawa kimia tertentu yang sulit ditemukan dalam cairan berbasis air, tetapi dapat terkonsentrasi dalam kotoran telinga yang kaya lemak, menurut Frontiers in Chemistry.
Contohnya, pada penyakit genetik maple syrup urine disease, senyawa sotolone yang menyebabkan aroma manis dapat terdeteksi langsung di cerumen. Hal ini memungkinkan diagnosis dini tanpa tes genetik mahal. Selain itu, penelitian menunjukkan cerumen dapat mengandung petunjuk infeksi virus tertentu dan membedakan metabolisme penderita diabetes tipe satu dan dua.