Finnews.id – Gelombang protes buruh terkait ketetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta tahun 2026 memasuki babak baru. Hari ini, Senin 29 Desember 2025, ribuan massa yang tergabung dalam berbagai serikat pekerja dijadwalkan memadati kawasan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, untuk menuntut revisi atas besaran upah yang telah ditetapkan pemerintah.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, menegaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk penolakan keras terhadap angka UMP Jakarta yang mencapai Rp5.729.876. Pihaknya menilai kenaikan tersebut masih terlalu rendah, bahkan kalah bersaing dengan upah minimum di wilayah penyangga seperti Bekasi dan Karawang.
“Kami menolak ketetapan ini. KSPI dan Partai Buruh tidak setuju dengan indeks 0,75 yang menghasilkan angka Rp5,73 juta tersebut,” ujar Said Iqbal dalam keterangannya. Ia juga menambahkan bahwa selain aksi massa, pihaknya akan melayangkan gugatan resmi ke Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Skema Pengamanan dan Lalu Lintas
Menyikapi aksi unjuk rasa tersebut, Polda Metro Jaya telah menyiagakan personel untuk mengawal jalannya penyampaian pendapat. Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Komarudin, menyatakan bahwa hingga saat ini pihaknya belum berencana melakukan penutupan jalan secara total di sekitar Medan Merdeka.
“Sementara belum ada rencana penutupan jalan. Semua rekayasa lalu lintas bersifat situasional di lapangan,” kata Komarudin saat dikonfirmasi, Senin 29 Desember 2025.
Meski demikian, kepolisian telah menyiapkan skenario pengalihan arus jika massa membludak. Arus kendaraan kemungkinan besar akan dialihkan menuju Jalan Merdeka Selatan sisi utara untuk menghindari penumpukan di titik utama aksi.
Sebanyak 370 polisi lalu lintas dikerahkan khusus untuk mengatur kelancaran jalan, memperkuat personel lain yang saat ini masih bertugas di pos pengamanan Natal dan Tahun Baru.
Puncak Aksi 10 Ribu Motor
Aksi hari ini merupakan pembuka dari rangkaian protes yang lebih besar. Berdasarkan data KSPI, massa yang hadir hari ini diperkirakan mencapai 1.000 orang. Namun, Said Iqbal memberikan peringatan bahwa puncak unjuk rasa akan terjadi pada Selasa, 30 Desember 2025.