Finnews.id – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengeluarkan perintah langsung kepada jajaran militernya untuk mempercepat produksi rudal dan amunisi mulai tahun depan.
Instruksi tersebut mencakup pembangunan fasilitas industri baru demi memenuhi kebutuhan pertahanan yang terus meningkat.
Langkah agresif ini mempertegas arah kebijakan Pyongyang yang semakin fokus pada penguatan kekuatan militer strategis di tengah ketegangan regional dan global.
Menurut laporan Korean Central News Agency (KCNA), Kim Jong Un meninjau sejumlah fasilitas industri militer dan menekankan pentingnya peningkatan kapasitas produksi secara menyeluruh.
“Pabrik-pabrik harus memperluas kemampuan produksinya untuk memenuhi tuntutan angkatan bersenjata,” kata Kim dalam laporan KCNA.
Ia juga memerintahkan pembangunan pabrik amunisi baru sebagai bagian dari rencana jangka panjang modernisasi militer Korea Utara.
Dalam beberapa tahun terakhir, Korea Utara tercatat semakin intens melakukan uji coba rudal, termasuk rudal balistik dan sistem roket jarak jauh.
Para analis menilai langkah ini bertujuan meningkatkan akurasi serangan, menantang dominasi militer Amerika Serikat dan Korea Selatan, sekaligus menguji sistem persenjataan sebelum diproduksi massal.
Beberapa pengamat juga menilai uji coba tersebut berfungsi sebagai ajang penyempurnaan teknologi untuk kepentingan ekspor militer.
Hubungan Militer Korea Utara & Rusia Kian Erat
Peningkatan produksi senjata ini tak lepas dari hubungan erat Pyongyang dengan Moskow sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina hampir empat tahun lalu.
Korea Utara dilaporkan telah mengirimkan pasukan, peluru artileri, rudal, dan sistem roket untuk mendukung Rusia di medan perang.
Sebagai imbalannya, Rusia disebut memberikan dukungan finansial, teknologi militer, serta pasokan energi dan pangan kepada Korea Utara.
Amerika Serikat bahkan menyebut telah menemukan bukti adanya bantuan Rusia dalam pengembangan teknologi satelit dan ruang angkasa Korea Utara.
Para analis militer menilai bahwa teknologi peluncur satelit dan rudal balistik antarbenua (ICBM) memiliki fondasi teknis yang hampir sama.