Finnews.id – Jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, harga kebutuhan pokok seperti cabai rawit merah dan telur ayam ras melonjak tajam. Kenaikan dipicu faktor cuaca dan tingginya permintaan, mendorong Kemendag dan Bapanas menyiapkan Operasi Pasar untuk stabilisasi harga.
Pola Kenaikan Berulang: Cabai dan Telur Menjadi Penyumbang Utama Inflasi Akhir Tahun
Masyarakat Indonesia kembali menghadapi ancaman lonjakan harga kebutuhan pokok menjelang Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Data terbaru menunjukkan bahwa beberapa komoditas penting mengalami kenaikan signifikan, dipicu oleh kombinasi faktor cuaca dan tingginya permintaan musiman.
Fokus utama kenaikan terjadi pada Cabai Rawit Merah yang harganya melonjak antara 15 hingga 20 persen, mencapai rata-rata nasional sekitar Rp75.000 per kilogram. Lonjakan harga ini terutama disebabkan oleh gangguan pasokan akibat cuaca ekstrem seperti curah hujan tinggi di sentra-sentra produksi di Pulau Jawa dan Sumatera.
Selain cabai, Telur Ayam Ras juga mengalami kenaikan drastis, rata-rata naik 10 hingga 12 persen, menyentuh angka Rp32.000 per kilogram. Kenaikan harga telur ini dipengaruhi oleh peningkatan permintaan untuk kebutuhan industri makanan dan rumah tangga menjelang akhir tahun, ditambah tingginya biaya pakan di tingkat peternak.
Menyikapi melonjaknya kodisi itu, anggota Komisi VI DPR RI M. Sarmuji mendesak pemerintah, khususnya Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso, engambil langkah cepat dan terukur mengendalikan kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Menurutnya, tidak hanya cabai dan telur, tetapi komoditas pangan lain seperti bawang merah, bawang putih, dan berbagai bahan pokok lainnya mulai menunjukkan kecenderungan kenaikan harga yang dapat membebani masyarakat, terutama kelompok berpendapatan rendah.
“Menteri Perdagangan Budi Santoso harus mengontrol kenaikan harga kebutuhan pokok, bawang merah, bawang putih, cabai, dan lain-lain menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026,” kata Sarmuji beberapa Waktu lalu.