finnews.id – Bali belly adalah istilah populer yang digunakan untuk menggambarkan gangguan pencernaan atau diare yang dialami wisatawan saat berada di Bali.
Kondisi ini biasanya muncul setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit.
Meski terdengar menyeramkan, sebagian besar kasus bersifat ringan dan dapat sembuh sendiri dalam beberapa hari.
Gejala Bali Belly
Gejala yang muncul akibat Bali belly dapat bervariasi, namun yang paling umum meliputi:
-
Diare mendadak dan sering
-
Mual atau muntah
-
Kram atau nyeri perut
-
Demam ringan
-
Rasa lemas akibat dehidrasi
Gejala biasanya muncul dalam 24 hingga 48 jam setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Dalam kasus yang lebih parah, dehidrasi dapat terjadi dan memerlukan penanganan medis.
Penyebab Utama
Bali belly sering disebabkan oleh infeksi mikroorganisme yang tidak biasa bagi tubuh wisatawan. Penyebab yang umum meliputi:
-
Bakteri, terutama Escherichia coli (E. coli)
-
Virus, seperti norovirus
-
Parasit, misalnya Giardia lamblia
Faktor risiko meningkat jika wisatawan mengonsumsi air mentah, es batu dari sumber yang tidak bersih, atau makanan jalanan yang kurang higienis.
Kebiasaan mencuci tangan yang tidak rutin juga dapat meningkatkan kemungkinan terkena Bali belly.
Perbedaan dengan Diare Biasa
Perlu dicatat bahwa Bali belly berbeda dari diare biasa. Diare biasa biasanya disebabkan oleh gangguan pencernaan minor atau makanan yang terlalu pedas atau berlemak.
Sementara Bali belly lebih sering terkait dengan infeksi mikroorganisme asing yang tubuh wisatawan belum terbiasa.
Pencegahan Bali Belly
Bali belly dapat dicegah dengan langkah-langkah sederhana berikut:
-
Minum air kemasan atau air yang sudah dimasak
-
Hindari es batu yang tidak jelas sumbernya
-
Konsumsi makanan yang dimasak matang dan hindari makanan mentah
-
Cuci tangan sebelum makan
-
Gunakan hand sanitizer saat air bersih sulit didapat
Penanganan Saat Terkena Bali Belly
Jika mengalami Bali belly, langkah yang dianjurkan antara lain: