finnews.id – Menteri Keuangan Purbaya sempat melontarkan ancaman serius yang menggetarkan jajaran Bea Cukai: jika kinerja tak kunjung membaik, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) bisa saja dibekukan dan digantikan kembali oleh Société Générale de Surveillance (SGS) dari Swiss—seperti yang pernah terjadi pada era kepemimpinan mertua Presiden Prabowo Subianto.
“Saya minta waktu satu tahun, jangan ganggu dulu. Kalau Bea Cukai tidak bisa memperbaiki kinerjanya dan masyarakat masih tidak puas, ya bisa dibekukan, diganti SGS. Seperti dulu lagi,” tegas Purbaya di hadapan para pejabat Bea Cukai.
Ancaman itu bukan tanpa alasan. Menurutnya, masalah pengawasan dan pelayanan kepabeanan sudah terlalu lama mandek, sementara keluhan publik terus berdatangan.
Under Invoicing & Barang Ilegal: Biang Kerok Utamanya
Purbaya mengungkapkan dua persoalan besar yang terus menghantui DJBC:
1. Under invoicing, yakni pelaporan nilai barang lebih rendah dari yang sebenarnya sehingga merugikan pemasukan negara. Praktik ini, katanya, masih mudah ditemui di berbagai kantor Bea Cukai.
2. Masuknya barang ilegal, yang semakin menguatkan dugaan adanya praktik kongkalikong di internal pengawas kepabeanan.
“Under-invoicing ada, barang ilegal masuk juga ada. Orang jadi nuduh Bea Cukai main, segala macam,” ujarnya dengan nada tegas.
Purbaya mengaku telah menggelar rapat internal dengan seluruh jajaran DJBC. Di sana, ia menyampaikan secara blak-blakan bahwa citra Bea Cukai di mata publik dan pimpinan negara berada di titik rendah.
“Saya bilang, image Bea Cukai kurang bagus di media, di masyarakat, dan di pimpinan tertinggi kita. Jadi harus kita perbaiki,” katanya.
Tidak Mau Serahkan Kedaulatan ke Asing
Meski ancamannya terdengar keras, Purbaya menegaskan bahwa ia tidak ingin operasional Bea Cukai jatuh ke tangan asing. Karena itu, ia meminta seluruh tim DJBC berbenah total dan menunjukkan hasil nyata dalam setahun ke depan.
Menurutnya, ancaman itu justru membangkitkan semangat internal Bea Cukai. Beberapa program digital dan software pengawasan pun disebut mengalami percepatan.