finnews.id – Status Gunung Semeru masih berada pada Level IV atau Awas pada Jumat, 21 November 2025. Di level ini, masyarakat masih belum boleh melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 20 km dari puncak (pusat erupsi).
Rekomendasi itu dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan.
Rekomendasi ini dikeluarkan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar.
Selain itu, perlu juga diwaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
Area yang perlu diwaspadai terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Semeru Alami 45 Gempa Erupsi
Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur tercatat mengalami gempa erupsi/letusan sebanyak 45 kali selama enam jam pada Jumat pukul 00.00-06.00 WIB.
“Untuk pengamatan kegempaan tercatat 45 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 58-184 detik,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Rudra Wibowo, dikutip Antara.
Selain erupsi, Gunung Semeru juga tercatat enam kali gempa guguran dengan amplitudo 2-4 mm dan lama gempa 40-74 detik, kemudian delapan kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-4 mm, dan lama gempa 34-69 detik.
“Semeru juga mengalami lima kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 4-8 mm, S-P 14-16 detik dan lama gempa 25-53 detik,” tuturnya.
Ia mengatakan pengamatan visual Gunung Semeru terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-III dan asap kawah tidak teramati, serta cuaca mendung hingga hujan, angin lemah ke arah tenggara.
“Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 8 kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” katanya.