finnews.id – Dugaan praktik penyimpangan distribusi BBM bersubsidi kembali mencuat di Lampung Timur.
Insiden bermula saat warga Kecamatan Bandar Sribhawono telah mengantre berjam-jam sejak siang untuk mendapatkan solar di SPBU 24.341.128, Desa Srimenanti.
Namun, sekitar pukul 16.00 WIB, pihak SPBU menyatakan stok solar habis dan mesin mengalami gangguan.
Banyak sopir truk pulang dengan kecewa setelah percaya pada pengumuman tersebut.
“Kami sudah antre lama, tapi dibilang solar habis. Banyak dari kami pulang karena percaya itu,” ujar seorang warga.
Aksi Diam-Diam di Malam Hari Memicu Kemarahan Warga
Kecurigaan warga muncul ketika sekitar 21.35 WIB, sebuah truk bermuatan tangki besar dengan bak kayu berwarna kuning masuk ke area SPBU yang sebenarnya sudah tutup.
Lampu padam dan pagar terkunci, namun truk tetap masuk.
Melalui pengawasan dari kejauhan, warga melihat sopir membuka bak belakang sebelum dua nozel solar menyala dan mulai mengisi tangki truk tersebut.
“Kalau solar habis, kenapa truk itu bisa diisi setelah SPBU tutup?” kata seorang warga kesal.
Warga langsung mendatangi lokasi dan menginterogasi sopir. Ketegangan meningkat hingga warga merekam kejadian itu.
Video gelap area SPBU, truk bertangki besar, dan aktivitas pengisian solar pun viral di sosial media dan WhatsApp.
Diduga Melanggar SOP dan Ketentuan Distribusi BBM Bersubsidi
Pengisian BBM di luar jam operasional tanpa penerangan dan tanpa prosedur keamanan menimbulkan dugaan kuat adanya pelanggaran.
Aktivitas itu dinilai tidak sesuai Perpres No. 191 Tahun 2014 terkait distribusi BBM bersubsidi, serta melanggar aturan Pertamina yang melarang pengisian ke tangki modifikasi yang berpotensi untuk penimbunan.
Hingga artikel ini ditulis, pihak SPBU 24.341.128 belum memberikan klarifikasi resmi.
Warga Hampir Membakar SPBU, Situasi Diredam Polisi
Ketegangan sempat meningkat ketika ratusan warga berkumpul. Amarah warga nyaris memicu tindakan brutal karena praktik pengecoran solar tersebut disebut-sebut telah lama menjadi “rahasia umum”.