finnews.id – Krisis penerbangan di AS semakin nyata saat pemerintah federal mengalami shutdown terpanjang dalam sejarah negara itu.
Shutdown ini menyebabkan lebih dari 1,4 juta pekerja federal harus bekerja tanpa gaji atau berada dalam cuti paksa, termasuk para air traffic controllers yang menjadi tulang punggung operasional bandara.
Situasi ini memaksa beberapa bandara besar mengurangi layanan, dengan jumlah pembatalan penerbangan diperkirakan mencapai ribuan per hari.
Beberapa maskapai utama, termasuk American Airlines dan Delta, telah mengumumkan kesiapan untuk menyesuaikan jadwal penerbangan mereka. Walaupun sebagian besar penerbangan internasional tetap berjalan normal, penerbangan domestik menjadi lebih rentan terhadap keterlambatan dan pembatalan.
Bandara-bandara seperti Hartsfield-Jackson Atlanta, JFK New York, Chicago O’Hare, Ronald Reagan Washington National, dan Los Angeles International menjadi fokus pengurangan layanan.
Cerita Air Traffic Controllers
Salah satu faktor utama yang menyebabkan krisis penerbangan di AS adalah kelelahan para air traffic controllers. Mereka harus tetap mengawasi ratusan hingga ribuan penerbangan setiap hari, meskipun tidak menerima bayaran.
Banyak di antara mereka bahkan mengambil pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti mengantar makanan atau bekerja di layanan pengiriman. Akibatnya, tingkat stres dan kelelahan meningkat, sehingga risiko kesalahan operasional menjadi lebih tinggi.
Serikat pekerja yang mewakili para air traffic controllers menyatakan bahwa beberapa pegawai bahkan tidak memiliki cukup uang untuk membeli bensin untuk pergi bekerja.
Dalam kondisi seperti ini, prediktabilitas penerbangan terganggu karena tidak semua staf dapat hadir secara konsisten. Pemerintah memperingatkan bahwa pengurangan layanan ini diperlukan untuk menjaga keamanan ruang udara AS.
Tahap Pengurangan Layanan Penerbangan
Pengurangan layanan penerbangan dilakukan secara bertahap. Mulai dari 4 persen pada hari Jumat, kemudian meningkat menjadi 5 persen pada hari Sabtu, 6 persen pada hari Minggu, dan mencapai 10 persen pada minggu berikutnya.
Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi kekurangan staf dan mencegah terjadinya gangguan besar yang bisa memengaruhi keselamatan penumpang.
Maskapai juga mulai menyesuaikan strategi mereka. Delta memberikan opsi bagi penumpang untuk mengubah, membatalkan, atau meminta pengembalian dana tanpa penalti.
Sementara Frontier Airlines menyarankan pelanggan untuk membeli tiket alternatif sebagai langkah antisipasi. Keputusan ini menunjukkan bagaimana shutdown tidak hanya berdampak pada pegawai federal tetapi juga pada seluruh ekosistem perjalanan udara di AS.